Chapter 16

103 10 0
                                    

"Tiada kesusahan yang kekal dan tidak ada kegembiraan yang abadi"

Sheila baru saja akan membelokkan mobilnya ke teras rumahnya. Ia melihat mobil orangtuanya terparkir di sana. Wajahnya tampak sumringah saat mengetahui mami dan papinya mengunjungi rumahnya.

"MAMII!!" Sheila berlari menghampiri Hani dengan merenggangkan kedua tangannya.

Hani menyambut Sheila dan langsung memeluk putri satu-satunya. Endra tersenyum melihat Sheila dan ikut memeluknya.

"Sheila kangen banget tau..."

"Kamu sendiri kenapa nggak berkunjung ke rumah? Kan, rumahnya selalu terbuka untuk kamu, sayang," ujar Hani.

"Aku sibuk, Mam. Sibuk mikirin hidup."

"Sampai lupain mami sama papi?" Sheila menggeleng.

"Cuman nggak ada waktu aja, padahal kangen banget, dan banget.." Sheila mengeratkan pelukannya.

"Makin cantik putri, Papi." Endra mengelus rambut Putrinya. "Kamu abis dari mana sayang? Papi sama mami lama nungguin kamu disini, rumahnya juga dikunci."

"Maaf, aku abis jogging di pantai sejak tadi pagi."

"Masih suka olahraga kamu?"

Sheila membusungkan dadanya. "Oh, iya, dong. Kesehatan itu nomor satu."

Hani terkekeh melihat sikap Sheila yang tidak ada bedanya dengan Sheila kecilnya yang dulu. "Putri mami udah dewasa."

"Udah jelas." Sheila membenarkan rambutnya.

Hani menatap jaket yang Sheila kenakan dengan mengerutkan keningnya bingung. "Itu jaket punya kamu, sayang? Mami nggak pernah lihat, dan itu buka style kamu."

Sheila tersenyum kikuk dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ini punya temen Sheila."

"Hayyo... Punya siapa itu? Cowok kamu?"

"Mami, ih! Sheila nggak punya cowok tauu.."

"Masa? Putri papi yang cantik ini nggak punya cowok?" Tanya Endra merangkul pundak Sheila.

"Beneran tanpa bohong."

"Ohh, gitu.."

Hani memegang tangan Sheila. "Kamu udah makan?" Sheila menggeleng.

"Sheila kangen masakan, mami...," Rengek Sheila menggoyangkan lengan wanita yang ia sayangi.

Hani tersenyum menatap putrinya yang mulai mengeluarkan sikap, manjanya. "Mau mami masakin sekarang? Di rumah kamu ada bahan-bahannya nggak?"

"Mau banget!" Sahut Sheila. "Tapi nggak ada bahan-bahannya, habis aku buat percobaan masak soalnya. Hehehehe."

"Kamu belajar masak?" Sheila mengangguk. "Putri mami nggak apa-pa kan? Di rumah sendirian, masak sendiri, bersih-bersih sendiri?"

"Nggak apa-apa, Mam. Sheila juga belajar mandiri tanpa bantuan mami sama papi," kata Sheila.

"Putri kita sudah beranjak dewasa, Mam." Hani mengangguk. "Kamu mau ikut belanja sama papi nggak? Di sini ada tempat belanja, kan?"

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang