"Ada tiga konstanta dalam hidup, yaitu perubahan, pilihan, dan prinsip"
•
•"Ini beberapa tempat yang paling terfavorit karena pemandangannya saat pagi dan sore hari karena bisa melihat matahari terbit dan tenggelam. Lalu ini..." asisten Zayan mengeluarkan berbagai gambar foto vila yang sangat bagus. "Tempat nyaman, terdapat banyak fasilitas, luas, pelayanannya juga bagus, tempat serta suasana sekitar juga sangat mendukung, dan juga kolam renang luas di tengahnya."
Ezra, Zea, Naufal, Arzan, dan Garrel melihat foto-foto tersebut sambil memikirkan pilihan mereka masing-masing.
"Gila! Bagus-bagus semua ini," kata Garrel.
Ezra menganggukkan kepalanya, lalu menyodorkan 1 foto Vila yang bertingkat, bercat hitam putih, halaman luas, serta rindang karena banyak tumbuhan-tumbuhan di sekitarnya.
Garrel menyahut foto tersebut, Arzan dan Naufal mendekatinya untuk melihat foto tersebut. Mereka setuju, apalagi ini Ezra yang membayarnya. Jadi mereka ikut saja daripada berkomentar.
"Jangan karena gua yang bayar, kalian jadi nggak enak kalau mau memilih. Kita punya tipe sendiri-sendiri. Jadi, nggak usah sungkan," ujar Ezra.
"Sebenarnya..." Naufal menggantung kalimatnya. "Pilihan lo udah bagus, malah lebih mahal kayaknya."
Arzan dan Garrel menganggukkan kepalanya. Zea hanya diam, menunggu persetujuan dari teman-teman Ezra dengan menyandarkan punggungnya.
"Menurut lo gimana?" Tanya Ezra tertuju kepada Zea.
"Bagus kok."
Ezra menyahut foto tersebut dari Garrel dan memberikannya kepada asisten Zayan. Tidak lupa, ia juga memberikan selembar foto pemandangan matahari terbenam yang sangat cantik dengan tempat yang dapat di isi dengan teman-temannya saja. Jadi tidak bersama orang lain, alias bukan tempat umum, melainkan pribadi, atau bisa dipesan.
"Bagus-bagus semuanya, kita ngikut lo aja," ucap Naufal.
"Iya, kita ngikut aja. Lagian, tempat yang lo pilih nggak akan mengecewakan," balas Arzan.
Garrel mengangguk.
Ezra melirik Zea. "Gimana?"
"Iya, bagus kok. Gua yakin, semuanya juga bakal nggak ada hal yang buruk, dan semuanya bakal menikmati keindahannya juga," jawab Zea.
"Oke, kami sepakat memilih yang itu, pak," kata Ezra kepada asisten Zayan.
Asisten Zayan mengangguk. "Baik, saya pesankan sekarang untuk liburan akhir minggu ini."
Naufal, Arzan, Garrel tersenyum puas. "Akhirnya bisa liburan," kata Arzan.
"Anka gimana?" Tanya Garrel. Ia merasa ada yang kurang jika sepupunya tidak ikut juga.
"Gua bakal bicarain ini sama dia lagi. Oh, iya, Sheila jadi ikut?" Tanya Ezra menatap Zea.
"Katanya, butuh waktu sebentar buat berfikir, besok dia bakal kasih tau gua," jawab Zea.
••••
Sean mondar-mandir di balkonnya dengan memegangi ponsel. Ia bingung, harus tetap seperti ini, atau menghubungi Sheila dan mengajaknya, lalu meminta maaf. Arsa sejak tadi duduk di sisi ranjang Sean dengan menggoyangkan kakinya. Abangnya bingung, adiknya bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Teen Fiction"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...