Chapter 25

102 9 0
                                    

"Sakit karena ditahan, dilepaskan juga menyakitkan"

Setelah pulang sekolah, Sean, Arzan, Ezra, dan Garrel berkumpul di tempat gazebo mereka seperti biasa. Garrel datang membawa speaker bluetooth.

"Ngapain lo bawa begituan?" Arzan mendudukkan dirinya di gazebo.

"Biar meriah," kata Garrel, meletakkan speaker bluetooth nya dan mengecek ponselnya, apakah Naufal sudah berangkat kesini?

Belum juga Garrel membuka aplikasinya, Naufal sudah datang berlarian ke arahnya. "WOIII!! Lo pada pasti kangen gua."

"Ge'er lo," timpal Arzan.

"Padahal gua tinggal ke rumah saudara gua bentar aja udah kangen, sesayang itu kalian sama gua?" Tanya Naufal percaya diri.

"Iyain"

"Mau lagu apa nih? Biar makin seru... Kalau bisa lagunya yang menaikkan semangat, jangan galau," kata Garrel.

"Goyang nasi Padang aja gimana? Kesukaan Arsa tuh." Naufal melirik Sean.

"Boleh, gua udah lama nggak dengerin," balas Sean.

Garrel mencari lagu tersebut di YouTube dan menyetelnya.

Jangan bersedih janganlah merana
Hanya gara-gara diputuskan cinta
Bila memang tak ada jodohnya
Lalu mau bilang apa

Mari menari ikuti irama kita bergembira
Berjoget bersama hilangkan semua duka lara
Buanglah rasa kecewa

Ini lagu baru diciptakan
Diciptakan hanya satu malam
Karena penciptanya orang padang
Lagu ini judulnya goyang nasi padang

"ANJASSS..." Naufal tidak mau ketinggalan.

Goyang nasi padang pakai sambal randang
Sama orang minang yang ikut bergoyang
Semua masalah jadi hilang
Pikiran pun jadi tenang

Goyang nasi padang pakai sambal randang
Sama orang minang yang ikut bergoyang
Dijamin pasti tak mau pulang karena ketagihan
Maunya terus digoyang

Pengunjung pantai terheran-heran dengan perilaku mereka berlima. Sean dan Ezra yang malu hanya duduk di gazebo tersenyum melihat ketiga temannya.

"Ah, nggak asik lo berdua, sini don...." Arzan menarik tangan Ezra dan Sean, dibantu oleh Naufal. Sementara Garrel terus bergoyang.

"Healing sebelum sinting kembali," ucap Garrel.

Jujur saja, ini memalukan. Ezra bergerak mengikuti irama bersama Sean. Walaupun mengasikan, tapi menjadi tontonan pengunjung pantai itu memalukan.

Setelah lagu selesai, tawa Arzan pecah menertawakan Ezra dan Sean yang menurutnya lucu.

"Goyang kok kayak gitu," timpal Arzan. "Yang asik dong.."

Ezra dan Sean saling melirik, lalu Sean memberikan kode pada Ezra dengan matanya. "Oke"

"Oke, apaan?"

"Lagi." Arzan membulatkan matanya, apakah ini benar Sean?

Dari bawah pohon ada 2 gadis yang sudah siap dengan kamera ponselnya dan menahan tawanya. Gadis itu ialah Zea dan Sheila. Padahal mereka ingin mampir ke pantai untuk membeli es kelapa, malah mendapatkan tontonan gratis.

"HAHAHAHA. Hampir nggak percaya gua kalau itu Sean." Sheila memegang perutnya yang sakit dengan tangan kirinya memegangi ponselnya.

Zea geleng-geleng kepala. "Udah lo rekam kan? Lumayan buat jadi bahan candaan."

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang