10

72 8 0
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.
JNGN LUPA AL-KAHF

Bukankah manusia memang seperti itu?
Fokus pada satu titik hitam di atas lembar putih?

-Arah Pulang-

      Aku menatap Kak Keisya yang sedang menatapku dengan pandangan khawatir. Aku menyalaminya sebelum dia menatap tajam dengan helaan nafas pelan.

"Mandi dan ganti baju. Setelah itu makan." ucapnya membuat aku mengangguk. Matanya kembali pada sebuah objek yang mulai mendekat.

"Mas Faiz gak bilang mau jemput Senja." aku diam di ambang pintu. Menatap dua manusia yang akan segera terikat hubungan itu.

"Bukannya Mas bilang lagi meeting?" tanyanya lagi saat tak kunjung ada jawaban.

Mas Faiz menatapku sekilas, membuat Kak Keisya ikut menatap ke arahku. "Mas Faiz gak mau Kak Kei khawatir, makanya dia jemput gue." balasku membuat Mas Faiz dan Kak Keisya saling bertukar pandang.

"Masuk Mas, tadi katanya mau gue buatkan teh hijau kan? Tapi gue mau mandi dulu." balasku sebelum berlalu dari hadapan mereka.

***

     "Emangnya salah jemput adik ipar sendiri? Kak Kei berlebihan deh." ucapku sebelum meletakkan secangkir teh hangat itu.

"Bukan gitu, Mas Faiz punya pekerjaan Ga." aku menghela nafas, tahu bahwa Kak Keisya merasa tidak enak telah merepotkan calon suaminya itu.

Aku ikut terduduk di samping Kak Keisya yang berada di sebrang Mas Faiz. "Ya, maaf kalo gara-gara gue Mas Faiz harus ninggalin pekerjaannya itu." ucapku.

"Nggak Ja, tadi kebetulan meetingnya memang sudah mau selesai. Saat Keisya bilang kamu belum pulang. Karena searah juga, Mas mutusin buat singgah di sekolah Senja." Kak Keisya menghela nafas mendengar itu.

"Turunin kakinya." ucap Kak Keisya sambil menepuk kakiku yang sengaja aku taikkan di soffa.

"Dingin Kak." balasku.

"Gak sopan ada tamu," Mas Faiz melemparkan senyum mendengar itu.

"Gak papa, aku juga udah tahu karakter Senja seperti apa." balasnya membuat aku tersenyum menang.

"Kalian mau makan? Biar aku angetin lagi makanannya." ucap Kak Keisya.

"Gak usah Kei, tadi Senja dan Mas udah makan di luar." aku menggigit bibir mendengar itu. Pasti terdengar mengecewakan di telinga Kak Keisya.

"Gue pasti makan Kak, tunggu aja setengah jam juga gue laper lagi." ucapku sambil memeluk tubuhnya dari samping. Dia tersenyum sebelum menepuk kepalaku dengan lembut.

"Acara akad kalian di puncak kan?" Mas Faiz yang tengah menikmati tehnya terdiam sejenak.

"Iya," balasnya sambil melirik ke arah Kak Keisya.

"Jujur gue jarang bahas ini sama Kak Kei, karena emang dia tu ambis banget di kerjaan. Jadi sorry, gue gak terlalu tahu konsep pernikahan kalian." ucapku dengan tubuh yang masih setia memeluk Kak Keisya.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang