13

56 6 0
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

Tuhan gak pernah tidur Senja,
Dia Maha Mengetahui,
meski gertakan dalam hati...

- Arah Pulang -

      Aku keluar dari ruangan itu, memijat kepala yang tiba-tiba terserang pening. "Aldo anak X5." Aku mencoba mengingat-ingat nama yang diusulkan Bu Rani untuk menggantikanku di lomba itu.

"Duh, kepala gue pusing banget lagi." aku menggerutu, terdiam sejenak. Menyangga tubuhku pada tiang koridor kelas. Aku mengambil nafas, menghembuskannya perlahan sebelum mengalihkan pandangan ke arah lapangan basket.

Menatap laki-laki yang sama sedang menatapku, membuat aku langsung memutuskannya cepat. Aku kembali menegakkan tubuh untuk berjalan menuju kelas X5.

"Permisi?" anak kelas mereka langsung menatapku dengan pandangan menyelidik. Aku berdehem kecil, membuat salah seorang dari mereka menghampiriku.

"Cari siapa? Atau ada perlu apa?" tanyanya.

"Gue, mau ketemu Aldo ada?" dia menatap teman-temannya yang langsung saling melempar pandangan.

"Lo korban dia lagi?" satu alisku terangkat tak paham.

"Lo jangan mau di mainin sama tu cowok deh. Bukannya lo lagi gebet Kak Ghifar? Udah, itu paling aman. Gak usah berurusan dengan Aldo." aku menggaruk tengkukku yang kebetulan gatal.

"Kayaknya lo salah paham. Gue cuma mau bujuk dia buat gabung di tim lomba kimia sama Bu Rani." balasku.

"Dia gak bakal mau. Mana bisa dia fokus ke masa depan dan ninggalin geng motornya gitu aja." timpalnya membuat aku menghela nafas pelan. Apakah Aldo senakal itu? Bisa jadi, karena kata Bu Rani dia langsung menolak ajakan untuk bergabung saat di minta olehnya.

"Kasih tahu aja dia dimana?" pintaku membuat dia menghela nafas.

"Kantin belakang. Lo kalo nyamperin dia jangan sendirian. Di sana banyak geng-"

"Thanks." aku langsung meninggalkannya saat mendapat informasi itu.

***

      Aku memberanikan diri untuk pergi ke kantin belakang saat itu juga. Hari ini memang sedang free karena guru-guru sedang rapat untuk pengayaan kelas 12 nanti.

Aroma asap rokok langsung menyeruak di indra penciumanku, sampai membuat aku terbatuk-batuk menghirupnya.

"Sorry?" kumpulan laki-laki itu menoleh, menatapku dari atas sampai bawah membuat aku tak nyaman. Aku berdehem untuk menetralkan rasa gelisah.

"Aldo yang mana ya?" Manusia yang sedang menyilangkan kakinya di atas meja menatapku dengan alis terangkat.

Lalu melirik ke arah samping kantin membuat aku ikut menatap arah pandangnya. Aku menelan saliva, memutuskan pandangan itu cepat. Menatap manusia yang sedang berciuman bukan suatu hal yang menyenangkan, bukan?

"Do, ada yang nyariin nih. Target lo?" ucap orang itu saat tepat mereka menyelesaikan ciumannya. Aku merasa mual menatap itu, menatap perempuan yang sepertinya anak kelas 12.

Laki-laki yang di panggil Aldo itu menatapaku, berjalan sambil menelisik membuat aku mencoba tetap tenang.

"Cari gue?" tanyanya. Aku mengambil nafas sebelum memberanikan diri untuk menatapnya.

"Gue mau lo gabung di tim Kimia tahun ini." dia menaikkan satu alisnya, tertawa pelan mendengar pernyataanku.

"Lo siapa? Sampe gue harus mau ikutin ucapan lo?" aku mendelik mendengarnya.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang