40

67 7 3
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

ada yg org jogja gaa?
atau sodaranya yg kuliah d jogjaa?

- Arah Pulang -

       Terkadang kita pernah berada di lingkungan yang malah membuat kita teringat tentang masa lalu. Perasaan pada Kak Ghifar memang masih sama, tapi sedang berusaha aku redam agar tidak semakin bergejolak.

"Lo suka mie kecap gak?" aku menatap Kakak dari Ara, namanya Nanda. "Gue lebih suka yang gak pake kecap si," sautku sambil mengambil ayam serundeng.

"Kak, temen lo mana si?" Ara ikut bergabung sambil berdecak pelan, dia bahkan tampil begitu menawan untuk menyambut pujaannya.

"Tadi ada pasien dadakan, tapi dia janji bakal datang Ra." dia mengerucutkan bibirnya, sedikit kesal mendengar itu mungkin.

"Cowok Ara dokter?" tanyaku membuat Ara mengangguk antusias. Kak Nanda langsung menyentil dahinya pelan, "Gaya banget ngaku dia cowok lo." katanya.

"Ya Kak Nanda gak ada niatan buat jodohin kami berdua gitu?" aku tertawa pelan mendengarnya. "Usahalah, biar keliatan effortnya." balas Kakaknya itu.

"Ja, nanti bantu gue touch up lagi ya?" aku mendengus kecil mendengarnya. "Lo cantik Ra," sautku membuat dia tersenyum salah tingkah.

Dia mengikutiku yang berjalan untuk mencari tempat duduk, "Gue gak sabar ketemu dia Ja." aku menggelengkan kepala tak habis pikir, memilih untuk menikmati makananku dan mendengarkan celotehan tentang laki-lakinya itu.

***

      "Iya, ini Kakak mau pamitan dulu. Sabar Ya Allah," aku mencari keberadaan Ara karena anak kecil di telpon ini terus saja berbicara.

"Ini udah malem loh Kak, kalo ada yang bawa Fajar gimana? Ginjal Fajar bisa di jual tahu." aku tertawa pelan, jika di luar dia berbicara seperlunya entah kenapa berbeda kepadaku yang selalu menceritakan hal kecil sekalipun.

"Ginjal lo bisa dijual emang? Orang minum aja seringnya soda." sindirku membuat dia mendengus.

"Cepetan Kak." jika dekat ingin sekali aku menjitak kepalanya.

"Ara!" dia yang sedang mengobrol dengan teman-teman Kakaknya itu menoleh lalu berjalan menujuku.

"Kenapa? Lo mau kemana?" tanyanya.

"Gue harus jemput Fajar, dia baru pulang kelompok." kataku tak enak, dia tampak sedikit kecewa meski akhirnya mengizinkan aku pulang terlebih dahulu.

"Padahal gue mau kenalin lo sama calon," aku tertawa geli mendengarnya. "Ya syukur-syukur lo ngasih tahu pas kalian mau lamaran gak si?" godaku membuat dia tersipu.

"Semoga." katanya membuat aku melemparkan senyuman. "Ya udah, gue pamit ya?" aku langsung berpamitan.

***

      Anak itu langsung berlari tepat saat mobilku berhenti, "Ya Allah lama bener." aku menjitak kepalanya.

"Di ajarin sabar gak si?" tanyaku sambil menggeleng. Dia malah membalasnya dengan senyuman.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang