38

60 6 7
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

selamat bertemu besok yaa,
doakan semoga di istiqomahkan menulis😭

- Arah Pulang -

Tujuh tahun kemudian.

     Aku memarkirkan mobil, keluar menuju rumah pulang setiap aku merasakan lelah. Aku berjalan menuju tempat pengambilan paket, sebelum melenguh panjang saat tidak menemukan sesuatu yang aku harapkan.

"Bunga tanggal tujuhnya gak ada lagi ya?" aku menatap nyalang laki-laki yang sedang berjalan menuju teras. Kembali berjalan untuk memasuki rumah dengan perasaan yang tidak bisa aku jelaskan.

"Lo gak tahu orang yang ngasihkan? Kenapa keliatan kehilangan banget?" aku mendelik, ingin sekali melemparkan sepatu ke wajahnya.

"Udah ngerasa nyaman ya? Di kirim setiap bulan?" aku benar-benar melayangkan sepatuku, sial dia berhasil menangkapnya. Dia tertawa mengejek.

Tiga bulan ini, sudah tidak ada lagi ucapan tanggal tujuh. Aku tidak paham kenapa harus merasa kehilangan seperti ini, bahkan selalu menunggu dengan harap bunga itu di kirim meski tidak di tanggal tujuh.

Tanggal yang sampai saat ini penuh teka-teki di kepalaku. Mungkin benar, aku merasa kehilangan karena sudah terbiasa menerima bunga itu selama tujuh tahun berturut-turut setiap bulan.

"Kak Keii!!" aku merengek, menatap satu perempuan yang keluar dengan secangkir coklat panas di tangannya.

"Lif, udah jangan ganggu Jingga dong." katanya membuat laki-laki yang sedang terduduk itu mengejek, "Ngaduan, gak asik." aku ingin memukulnya dengan tas sebelum Kak Keisya menghalanginya.

"Udah selesai urus berkasnya?" dia meletakkan secangkir coklat panas itu di hadapan Kak Alif, beralih menatapku meminta jawaban atas pertanyaan yang ia lontarkan.

"Udah, cuma perlu beberapa kali ke sana buat semacam uji kayak gitu." jelasku membuat Kak Keisya mengangguk.

"Sana mandi, kerudung kamu udah kayak rambut macan." aku mendengus, menciptakan tawa renyah dari Kak Alif.

Jika kalian bertanya apakah aku sudah berhijab, pertanyaannya bisa langsung di jawab oleh dialog yang di ucapkan Kak Keisya. Jika bertanya sudah berapa lama, aku mengenakan kain penutup kepala ini baru dua tahun.

Itu pun karena sindiran-sindiran Kak Keisya yang berubah menjadi hidayah. Sebelum mengenakannya, aku sungguh belajar tentang bagaimana berpakaian yang baik bagi seorang muslimah. Aturan memakai kerudung yang seharusnya.

Dan ternyata banyak sekali koreksian tentang pemakaian kerudung muslimah zaman sekarang ini. Seperti memakai kerudung yang memiliki punuk unta atau berpakaian tapi telanjang.

Mari kita bahas satu-satu, tentang punuk unta yang di maksud adalah dengan mengikat rambut di atas kepala sampai terlihat seperti punuk unta yang menonjol. Ini tidak di perbolehkan karena sama dengan memamerkan perhiasan (rambutnya).

Bahkan ada haditsnya, tentang perempuan-perempuan seperti ini yang tidak akan mencium bau surga. Padahal, wangi surga itu akan tercium dari jarak yang cukup jauh. Bayangkan, menciumnya saja tidak mampu apalagi untuk memasukinya? Wallahu alam bishoab.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang