AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.
siapa yg waktu itu kena prank update-an?😭
hahaa mana lgsg chapter 39 lagii- Arah Pulang -
Kak Keisya menggenggam tanganku erat, mungkin sedang meminta pegangan agar ia tetap kuat berdiri. Bibirnya masih setia melengkungkan senyuman, namun kakinya seperti terasa berat untuk melangkah keluar dari ruang sidang.
"Sayang?" tubuhnya terhenti, dia melemparkan senyuman hangat pada ibu mertuanya, ralat tapi mantan mertua.
"Maaf Keisya gak bisa mempertahankan pernikahan ini Bu." kata Kak Keisya membuat perempuan itu menggeleng kecil, matanya menyiratkan rasa penuh sedih dan sesal. Dia menarik tubuh Kak Keisya ke dalam pelukannya dan membiarkan tautan kami terlepas.
Aku menatap satu manusia yang sedang menunduk, ingin sekali melemparkan batu di atas kepalanya jika saja tidak ingat itu termasuk pembunuhan berencana. "Jangan lupain Ibu ya? Tetap main ke rumah."
Aku pikir sepertinya Ibu Mas Faiz lebih menyayangi Kak Keisya dari pada putranya sendiri. Kak Keisya tersenyum, tidak menolak atau mengiyakan ajakan itu. "Keisya pamit," tangan Ibu Mas Faiz menahan lenganku membuat aku dan Kak Keisya saling bertukar pandang.
"Perempuan ini yang kamu cintai kan Faiz?" aku tersentak, menatap cekalan di lenganku sebelum menatap ke arah Kak Keisya dan Mas Faiz.
"Gak coba kamu lamar saja di sini, setelah keputusan cerai kalian selesai?" Mas Faiz menatapku sebelum ia alihkan pada Kak Keisya.
"Bu," ucapnya pelan. "Ini kan yang kamu mau? Coba lamar saja jika dia mau hidup bersama dengan laki-laki yang telah menghancurkan Kakaknya." lanjut ibunya membuat aku terdiam.
Tangannya perlahan terlepas, dia menangis tersedu di sana. Mungkin tidak pernah membayangkan pernikahan putranya akan berakhir seperti ini.
Tepat saat berada di hadapan Mas Faiz, Kak Keisya berhenti. Dia melemparkan senyuman pamit paling indah, "Aku pamit Mas, maaf sebelumnya belum bisa menjadi istri yang kamu mau. Dan maaf aku gagal untuk terus berpegang dalam genggaman kamu." Mas Faiz hanya diam membalasnya.
"Jika bisa memilih, aku tetap ingin menjadi istri kamu meski tidak untuk selamanya. Terimakasih telah mengizinkan menyelami hari-harimu yang istimewa."
"Bahagia selalu Mas, selamat bertemu di titik terbaik takdir Tuhan." pungkasnya sebelum berlalu membuat aku melemparkan tatapan kecewa pada laki-laki di hadapanku ini.
***
Satu bulan setelah itu, Kak Keisya memutuskan untuk terjun di dunia bisnis. Di perusahaan Papa dengan Kak Alif yang menjadi pendorong utama untuk membujuknya. Kami memilih untuk kembali tinggal di rumah lama.
Ibu Fajar itu sempat memaksa agar tetap tinggal. Namun kata Kak Keisya, kami tidak mungkin tinggal satu rumah dengan Kak Alif yang tidak memiliki ikatan mahram dalam jangka waktu yang sangat lama. Dan mereka menghargai keputusan itu.
"Jingga, itu ada paket di depan." aku yang sedang memotong wortel mendengus. "Ya lo ambilah Kak, kok cerita ke gue?" balasku membuat Kak Keisya menjitak kepala.
"Atas nama kamu itu," aku terdiam beberapa saat, mengingat apakah aku baru saja memesan paket atau tidak.
"Gue gak pesan paket, salah orang kali." kataku membuat Kak Keisya mendengus, dia memilih keluar dan membawa paket itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Pulang [END]
Romance"Kak Ghifar! Suka cewek yang kayak gimana?" "Taat sama Tuhan." "Mau memantaskan boleh?" Dialog yang membuat aku ingin sekali tenggelam di dasar samudra. Dialog awal yang membuka cerita baru dengan ending yang ternyata kembali menguras pilu. Ya, ka...