36

55 5 0
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

Udah ada yg mau ketemu ghifar ga?☝🏻

- Arah Pulang -

       Jika mungkin menurut sebagian orang hijrah bisa langsung mudah, merubah segala bentuk dan kebiasaan jahiliyah menjadi sesuatu yang indah. Tapi itu tidak terjadi di dalam hidupku. Shalat yang tertatih, pakaian-pakaian kurang bahan yang sulit untuk di lepaskan atau batas-batas yang harus di jaga sebagai muslimah.

Aku bahkan pernah sampai menangis saat belajar membaca Qur'an dengan Kak Keisya. Tentang pelafalan makhraj yang selalu saja salah, panjang-pendek yang terkadang membuat aku bingung. Kadang aku bisa sampai tidak mau belajar lagi selama satu minggu.

Kak Keisya tidak pernah menuntut atau memaksa agar aku segera mengenakan penutup kepala. Tapi selalu saja menyindir dengan kata-kata atau bahkan tak jarang mengaitkannya dengan hadits. Seperti saat ini.

"Mungkin untuk kebanyakan orang mahkota perempuan adalah rambut. Tapi untuk muslimah, mahkota paling indah adalah hijab.-" aku bahkan hampir memejamkan mata mendengarkan nasihatnya.

"Ga, kamu tahu gak teori konspirasi cerita tentang Habil dan Qabil? Atau cerita Nabi Adam as yang terusir di surga?" aku menggeleng, menatapnya kembali dengan mata yang mengantuk namun masih tertarik dengan hal-hal yang ia sampaikan.

"Kalo kamu meneliti, kedua hal itu terjadi sama-sama karena perempuan." aku tak paham. "Kenapa perempuan?"

"Gini, Nabi Adam as terusir dari surga karena Iblis berhasil menggoda Ibunda Hawa untuk melanggar perintah Allah sehingga memakan buah khuldi. Sedangkan Qabil pun membunuh saudaranya karena memperebutkan perempuan." aku baru sadar akan kenyataan itu. Dua-duanya terjadi akibat perempuan meski aku tahu di dalamnya selalu ada andil Tuhan.

"Perempuan itu bisa menjadi berlian sekaligus bencana Ga. Makanya Allah semenjaga itu. Tentang aturan keluar rumah, memasukan tamu yang bukan mahram jika tidak ada orang lain di rumah, cara berjalan dengan laki-laki yang gak boleh mendahului bahkan sampai ke pakaian apa saja yang pantas untuknya."

"Selalu saja perempuan yang di perintahkan untuk menjaga diri dan menutup aurat. Apa ada hukuman bagi mata para lelaki yang bisa berfantasi di balik kain penutup tubuh?" tanyaku tak puas.

"Saat kamu menutup aurat, kamu telah mencegah dosa orang lain Ga. Kamu mencegah pandangan buruk laki-laki untuk berzina mata. Gini deh, kamu pernah liat gak orang yang pake kerudung di sentuh-sentuh atau di goda-goda di dalam bus umum?"

"Ada pasti, tapi gak sebanyak perempuan yang dengan terang-terangan memamerkan tubuhnya. Tahu gak kenapa? Karena perempuan muslim punya harga diri tersendiri di mata masyarakat, punya kehormatan pribadi. Lagian, saat kamu menutup aurat sama saja dengan kamu menjaga tubuh buat gak terpapar sinar matahari langsung." aku menghela nafas.

"Aku belum merasa pantas untuk berhijab Kak," rengekku membuat dia tersenyum tipis.

"Memang aturan untuk memakai hijab merasa pantas? Bukan Ga, tapi baligh. Kamu udah baligh kan?" tanyanya membuat skakmat.

"Hidayah itu bukan di tunggu tapi di jemput. Itu si terserah, Kakak gak mau ya nolong kamu karena gak mau pakai hijab di akhirat nanti." aku mendengus, melemparkan bantal padanya membuat dia tertawa.

Pernah sama seperti aku? Merasa takut untuk memulai sesuatu yang tidak pernah dilakukan? Takut di pandang bagaimana oleh orang lain, tidak sanggup untuk menjadi bahan pembicaraan karena tampil berbeda atau cap sok suci dari kalangan manusia-manusia yang tak punya hati.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang