AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.
- Arah Pulang -
Sekitar jam tiga pagi aku terbangun, menatap perempuan di sampingku yang sedang membaca Qur'an. "Udah bangun? Tidur kamu gak nyenyak loh, sana pindah ke sofa." aku menatapnya sebelum kembali mengalihkan.
"Gue mau cari makan buat sahur dulu." aku yang ingin beranjak tertunda oleh suara pintu yang di buka. Memerlihatkan satu manusia yang menjinjing sebuah plastik.
"Gimana keadaan Tante? Udah mendingan?" dia berjalan, menyodorkan plastik di tangannya padaku.
"Apa?" tanyaku membuat dia menghela nafas. "Buat makan sahur." aku terdiam beberapa saat mendengar itu sebelum menerimanya.
Aku berjalan menuju sofa, membuka makanan yang baru laki-laki itu berikan dan menyantapnya. Lalu beralih menatap dua manusia yang sedang berinteraksi. "Tapi saya boleh tetap puasa kan Dok?"
"Boleh, tapi kalo Tante ngerasa mual harus langsung berbuka ya?"
"Tante harus sembuh, inget Fajar masih butuh Tante." Manusia itu terkekeh pelan, lalu menatapku membuat aku langsung mengalihkan.
"Dia punya Senja Dok, Kakaknya pasti bisa jagain." aku terasa sangat susah untuk menelan nasi yang sedang aku kunyah. Aku meletakkan sendok, berusaha sekeras mungkin untuk menelan makanan itu.
"Tetap saja ibunya yang selalu bisa di andalkan." saut Kak Ghifar sambil melemparkan senyuman. "Senja? Makanannya enak?" aku tersentak, menatap Ibunya Fajar sebelum beralih menatap Kak Ghifar.
"Iya," kataku membuat dia tersenyum. "Itu satu box lagi punya siapa? Saya kan gak mungkin makan makanan kayak gitu?" tanya Ibunya Fajar membuat aku melirik ke arah satu box makanan lagi.
"Itu punya saya Tante, tadi sengaja beli dua." aku diam, jantungku berdetak lebih kencang mendengar itu. Sengaja? Ingat padaku kah?
"Ya sudah makan sahur dulu sana." Kak Ghifar menganggukkan kepalanya sebelum berjalan menujuku. Percayalah saat itu aku merasakan pasokan oksigen berkurang, hawanya terasa begitu menyesakkan.
Dia terduduk tepat di hadapanku, membuka makanan miliknya setelah melirik ke arahku yang sedang membeku. "Setan rumah sakit kalo jam segini lagi berkeliaran." komentarnya membuat aku menatap sinis.
"Makan," komentarku membuat dia mengulum senyum. Aku yang baru menyelesaikan saur, berjalan kembali ke arah wanita yang sedang duduk di atas brangkar.
"Lo serius bilang dia bisa puasa?" komentarku mendapat tatapan penuh tanya darinya dan ibu Fajar.
Kak Ghifar yang sedang mengunyah makanan terdiam beberapa saat. Dia melirik ke arahku yang sedang memberi kode menatap tiang infusan. Dia menggaruk tengkuknya, "Lupa, kan lagi di infus." katanya membuat aku menggelengkan kepala pelan.
***
Aku menyuapi ia makan setelah membantunya untuk membersihkan badan dengan lap basah. "Senja? Makasih ya?" katanya tidak aku balas.
"Cepet harus abis." kataku membuat dia tersenyum sambil membukakan mulutnya. "Bunda bisa loh makan sendiri."
"Lama," komentarku membuat dia tersenyum, namun matanya malah berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Pulang [END]
Romance"Kak Ghifar! Suka cewek yang kayak gimana?" "Taat sama Tuhan." "Mau memantaskan boleh?" Dialog yang membuat aku ingin sekali tenggelam di dasar samudra. Dialog awal yang membuka cerita baru dengan ending yang ternyata kembali menguras pilu. Ya, ka...