Extra Chapter 1

65 5 3
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

- Arah Pulang -

        "Belum mandi?" aku tersentak, menatap manusia yang baru memasuki kamar. Kali ini aku merasa sangat canggung saat hubungannya denganku sudah membentuk ikatan.

Dia melangkah menuju balkon, sama menatap langit yang saat itu sedang memamerkan bintangnya. "Tadi mau minta tolong Kak Kei bantu lepasin resleting gaunnya. Tapi dia udah tidur." aku mencoba mati-matian agar tetap bersikap biasa.

"Mau aku bantu?" tanyanya membuat tubuhku menegang. Aku menatapnya dengan sedikit terkejut membuat dia menyentil pelan dahiku.

"Mikir aneh-aneh ya?"

"Nggak!" sanggah ku cepat membuat dia tertawa pelan. "Terus mau tidur pake gaun?" tanyanya lagi membuat aku mendengus.

"Sambil tutup mata ya?" dia tertawa, kali ini lebih sedikit keras. "Iya, cepet sini." aku membalikan tubuh, menyingkirkan kerudungku membuat dia menyentuh resleting itu dan mulai menurunkannya.

"Makasih." balasku sebelum kembali menurunkan kerudungnya agar punggung itu tidak terlihat jelas.

"Senja?" langkahku yang akan menuju kamar mandi terhenti, menatap dia yang masih berada di dekat pagar balkon.

"Aku gak suka kamu panggil Kakak," alisku mengerut mendengar itu.

"Terus? Mas? Abang? Atau Aa?" tanyaku membuat dia mendengus geli. Dia mengusap hidungnya sebelum berkata, "Panggil nama aja."

"Gak sopan gak si?" balasku mendengarnya.

"Panggilan Kakak terlalu biasa, karena kamu juga sering manggil orang lain dengan sebutan itu. Panggilan lainnya, agak aneh. Jadi, panggil nama aja." aku menggigit bibir pelan.

"Gak papa?" tanyaku lagi.

"Kan aku yang minta."

***

     Aku mencari keberadaan suamiku- aku merasa ingin tertawa saat menyebutnya dengan gelar baru itu. Sebelum aku menghela nafas, menatap dia yang sedang berenang di kolam yang tersedia tepat berada di hadapan kamar kami.

"K-kamu gak dingin berenang malam?" tanyaku. Aku sedikit merasa aneh saat panggilan diantara kami berubah menjadi seperti ini.

Dia sedikit menepi saat menatapku yang ikut terduduk di pinggiran kolam. Sengaja mencelupkan kakiku untuk merasakan sensasi dinginnya. Jangan lupa bahwa aku juga harus mati-matian menahan malu saat dihadapannya memberanikan diri untuk melepas hijab. Membiarkan rambutku tergerai setelah keramas tadi.

Dia menatapku sambil mengulum senyum, "Mau ikut renang juga?" tanyanya membuat aku menggeleng cepat. "Aku baru selesai mandi ya, jangan aneh-aneh." ucapku saat tangannya hendak untuk meraih tanganku.

Dia tertawa sebelum menarik tubuhnya dari kolam untuk terduduk di tepian bersamaku. "Ih, jangan deket-deket." aku mendorong bahunya agar segera menjauh.

"Duduk di samping istri emang gak boleh?" aku mendelik tipis mendengar itu. "Ya masalahnya tubuh kamu basah," desisku membuat ia kembali tertawa.

Bukannya menjauh, dia malah semakin merapatkan tubuhnya membuat aku menahan tubuhnya agar tidak semakin mendekat. "Aksa ih," dia tertawa puas saat aku langsung berlari menuju kamar.

***

     "Ada yang mau di ceritain gak?" pertanyaan itu terlontar saat ia mulai terduduk di atas ranjang, hal yang sama sedang aku lakukan.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang