39

59 7 1
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

- Arah Pulang -

      Aku berhasil memarkirkan mobil, sengaja tidak aku masukkan ke dalam karena tahu anak ini akan memaksaku untuk menetap sebentar. "Kakak beneran gak mau masuk dulu?" aku menggeleng, membuka klip self beltnya, memberi kode dengan lirikan mata agar ia segera turun.

"Besok janji makan mie ayam ya?" aku mendengus, namun tetap menganggukkan kepala menyetujui.

"Oke, assalamualaikum." tepat saat dia menutup pintu mobil, seorang wanita paruh baya sedikit berlari menghampiri.

"Senja, tunggu sebentar." akhirnya aku tidak jadi untuk menyalakan mobil, menatap dia yang membawakan satu rantang yang pastinya berisi makanan.

"Ini titip buat Keisya ya? Katanya dia ngidam masakan Bunda." dia menyodorkan makanan itu lewat jendela mobil yang sengaja aku buka. Aku menerimanya. Tidak mengatakan apapun dan langsung kembali menjalankan mobil.

***

       Aku menggaruk kepala yang tertutupi jilbab instan, kembali memeriksa ke dalam lemari es untuk mencari sesuatu. "Perasaan tadi sore masih ada." ucapku pelan.

"Cari apa Ga?" Kak Keisya menarik tubuhku pelan agar ia bisa menata buah-buahan segar yang baru ia bawa.

"Lo liat ice cream punya gue gak?" dia mengerutkan keningnya, mencoba untuk berjongkok membuat aku menghalangi. "Gue aja," kataku mengambil alih belanjaan di tangannya.


"Kakak hamil bukan sakit Ga. Kenapa semua orang gak izinin Kakak kerja si? Lagian kerjanya kan di rumah," aku tetap merebut plastiknya, menata buah-buahan segar yang harus selalu ada.

"Ice cream apa yang kamu cari?" tanya Kak Keisya, hampir saja aku lupa. Dia mencuci beberapa piring yang sudah terpakai.

"Ice cream strawberry yang di cup itu loh. Gue yakin banget tadi sore masih ada, masa cuma di tinggal shalat magrib sama isya langsung ilang?" kataku sambil kembali menutup pintu kulkas.

Kak Keisya menggelengkan kepalanya, aku rasa dia tahu siapa dalang pencurian ice cream itu. "Tanya sama Alif, kesukaan rasa ice cream kalian kan sama." katanya membuat aku mendengus.

Aku berjalan, menatap manusia menyebalkan di rumah ini yang sedang menikmati cokelat panasnya dan mendengar kajian yang dia sambungkan pada layar televisi.

Aku melemparkan bantal sofa, dia terkejut dan menatapku sambil menaikkan satu alisnya. "Lo makan ice cream gue ya?" tanyaku membuat dahinya sempat mengkerut sebelum menambah volume kajian itu.

"Oh itu lo yang beli?" dia malah bertanya balik semakin membuat kepalaku ingin pecah. "Aturan kalo mau makan tu bilang dulu, lo tahu yang suka ice cream strawberry cuma kita. Ya kalo bukan lo yang beli, berarti itu punya gue!" kesalku membuat dia tertawa pelan. Aku tidak tahu apa yang ada di dalam kepalanya.

"Kenapa gak sekalian tulis nama lo di sana Ja?" aku menghentakkan kaki kesal, menatap Kak Keisya yang bergabung langsung menatapku yang sudah berkaca-kaca. Aku tidak marah jika ia memakannya, tapi setidaknya izin terlebih dahulu. Beri tahu aku kalo dia mau ice creamnya.

"Ga?" aku menepis pelan tangan Kak Keisya yang ingin menyentuh bahuku sebelum berlari menaiki tangga.

"Lif, tuh liat." aku mendengar helaan nafas panjang dari Kak Keisya. "Nanti aku beliin lagi. Aku keluar sebentar ya?"

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang