46

55 6 1
                                    

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

kemaleman ya??
bole d bacanya bsk aja yaa..

- Arah Pulang -

      Aku tersentak saat mendengar ketukan pintu yang tak sabaran. Menatap jam dinding yang baru menunjukkan angka lima membuat dahiku mengkerut. "Siapa si tamu pagi-pagi?" desisku.

Aku yang masih menggunakan atasan mukena, kembali menyimpan gelas di tanganku dan berjalan mendekat ke arah pintu. Untungnya aku menggunakan bawahan rok, sebelum memakaikan kaos kaki takut tamunya bukan mahram.

Tepat saat pintu terbuka, aku menatap laki-laki yang tengah berdiri dan menatapku dengan sayu. Aroma alkohol langsung menyeruak di penciumanku membuat perutku terasa mual. Aku masih menatap tak percaya manusia yang tengah berdiri lalu melemparkan senyuman tipis padaku.

"Lo mabuk?!" tanyaku tajam, aku menutup pintu agar Kak Keisya ataupun Kak Alif tidak melihat ini. Meskipun mungkin tetap saja, Kak Alif akan datang dari masjid atau Kak Keisya akan keluar untuk menyambut kedatangan suaminya setelah shalat subuh.

"Senja?" aku bahkan ingin menyumpal mulutnya yang bau alkohol saat berhasil melontarkan namaku.

"Apa semua masalah harus dengan cara kayak gini?!" tanyaku membuat tubuhnya tak imbang, aku sedikit menjauhkan diri.

"Terus, apa lo peduli?" tanyanya balik membuat aku menggeleng tak percaya.

"Lo sadar gak udah bikin hati gue sakit?" tanyanya membuat aku menatap dengan penuh tanya.

"Lo yang bikin gue nyaman dengan alkohol ini." katanya sambil tertawa pelan. Bulu kuduk ku merinding mendengar tawa itu.

"Pulang Ka," kataku membuat dia menggelengkan kepala. Matanya menatap mataku, menerobos dan memerlihatkan kilatan merah entah tangis atau efek alkohol itu.

"Gue gak menerima tamu yang gak sadar." kataku lagi. Aku hendak kembali memasuki rumah sebelum tersentak saat tubuhnya memeluk tubuhku dengan begitu erat.

Aku langsung mendorong tubuhnya hingga tersungkur di teras depan. Mungkin tenaganya masih dalam pengaruh alkohol. "Lo gila?!" bentakku dengan mata memerah menahan tangis dan amarah.

"Lo yang bikin gue gila Senja," jawabnya sambil berusaha untuk berdiri.

Dia menatapku lagi membuat aku beringsut mundur, tangannya berhasil mencekal lenganku membuat aku berteriak. "Lepas!" bentakku malah membuat cekalan itu ia kuatkan.

"Apa gak ada kesempatan buat gue milikin lo?" mataku melebar melirik ke arahnya sambil mencoba melepaskan cekalan itu.

"Lo gak sadar Ka, tolong lepasin." kataku memohon. "Lo bener, gue gak pernah sadar." katanya lirih.

"Gak pernah sadar kalo kita itu gak mungkin." mataku mulai berkaca-kaca saat cekalannya membuat tanganku terasa sakit.

"Ka?" aku menatapnya dengan nada memohon. Memberontak saat tanganku ia putarkan ke belakang. Kali ini tubuhku terkunci dalam pergerakannya. Tubuh kami bahkan hampir saling berhimpitan karena itu.

Sedangkan tangan satunya aku masih mencoba menahan tubuh Raka agar tidak lebih dekat denganku. "Ka, gue gak suka bau alkohol." kataku sambil menahan tangis.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang