ONE DAY ONE JUZ
AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.Karena jatuh cinta denganmu adalah sesuatu yang tidak bisa aku rencanakan.
- Arah Pulang -
Aku terdiam di anak tangga pertama, ragu untuk melangkahkan kaki atau tidak. Kakiku yang tidak menapak sempurna, membuat tubuhku tak imbang. Aku terhuyung ke belakang, mengakibatkan punggungku membentur dada seseorang. Aku langsung menyeimbangkan badan, menegakkan kembali dengan tangan yang menahan pada dinding.
"Sorry." cicitku pelan. Aku menatap laki-laki yang hanya melirikku sebelum dia alihkan lalu melewati ku tanpa kata.
"Kak Ghifar?" dia berhenti, melirikku sesaat dengan pandangan tanya.
"Kak Indah bilang ada acara bagi-bagi makanan nanti malem. Lo ikut?" dia menjawabnya dengan anggukan singkat. Lagian, apa yang aku harapkan?
"Gue ikut ke sana boleh? Itu juga kalo lo gak ngerasa keber-"
"Tunggu di parkiran." potongnya langsung meninggalkanku tanpa kata. Bahkan dia membiarkan aku mematung di tangga itu.
***
Aku memainkan jariku, menyender pada motor milik Kak Ghifar sambil bernyanyi pelan. Sebelum tersentak dengan sodoran sebuah helm.
"Buat gue?" tanyaku membuat manusia itu menghela nafas, aku tertawa pelan melihat itu. Sadar, pertanyaanku terlalu basa-basi untuk di tanyakan.
"Gemes banget warnanya." ucapku pelan, lalu mencoba memakai helm berwarna purple itu. Aku mencoba untuk mengaitkannya beberapa kali, sebelum menyerah dan membiarkan helm itu menggantung tak terikat.
"Lo gak bisa pake helm?" Aku mengerjap, menatap Kak Ghifar yang baru mengatakan itu.
"Hah?"
"Kaitin lah," decaknya membuat aku mendengus.
"Ini susah tahu, gak keliatan. Gak tahu harus ngaitin dimananya juga. Lagian yang pentingkan kepalanya ketutup." Dia sempat menatapku lamat sebelum mengalihkannya dengan cepat. Mungkin merasa terkejut saat aku kembali cerewet di hadapannya.
Melihat reaksinya, aku langsung mengatupkan bibir sambil membuang pandangan. "Dongakakin kepala lo." aku menatapnya. Dia memberikan isyarat agar kepalaku mendongkak.
Aku menurutinya, sebelum sebuah tangan terulur membuat bunyi suara 'klip' dari kaitan helm itu terdengar. Dia kembali menjauhkan tangannya, beralih untuk mengeluarkan motor. Sedangkan aku masih termangu dengan degup jantung yang menggila.
Sore itu kami membelah jalanan Jakarta. Menatap lalu lalang kendaraan serta hirup pikuk manusia-manusia yang sibuk dengan aktivitasnya. Menyebabkan kemacetan di beberapa titik kota. Mungkin karena jamnya sama dengan jam pulang sekolah dan jam pulang para pekerja.
"Kak Ghifar, stop!" dia tersentak, mengerem motornya mendadak membuat tubuhku merapat ke depan. Untung dia selalu menyekat tubuh kami dengan tas, sehingga tubuhku dengannya tidak bersentuhan secara langsung.
"Lo bisa santai gak nyetopinnya?" aku meringis, mencicitkan maaf membuat dia menghela nafas pelan.
"Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Pulang [END]
Romance"Kak Ghifar! Suka cewek yang kayak gimana?" "Taat sama Tuhan." "Mau memantaskan boleh?" Dialog yang membuat aku ingin sekali tenggelam di dasar samudra. Dialog awal yang membuka cerita baru dengan ending yang ternyata kembali menguras pilu. Ya, ka...