AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.
cung yg kgn☝🏻
aku bakal double up, tp yg satunya agak maleman yaa hehe🥰
- Arah Pulang -
Aku menatap satu bungkus obat yang tidak sengaja di jatuhkan oleh seseorang. Dengan ragu mengambilnya, menatap manusia yang baru memasuki rumah setelah memberikan bekal pada Fajar.
"Kak Jingga? Ayok! Nanti Fajar telat upacara." aku tersentak, menatap ke arah Fajar yang sudah siap di mobil membuat aku melangkah setelah memasukkan bungkus obat itu. Sepertinya ibu Fajar ingin membuang bungkus kosong itu namun malah tak sengaja menjatuhkan.
"Kak Jingga kenal Doker Ghifar?" aku yang baru saja menginjak pedal gas melirik ke arahnya.
"Nggak," balasku sebelum kembali menjalankan mobil membelah jalanan Jakarta.
"Loh, kata Dokter Ghifar kalian satu sekolah?" aku menatap sinis jalanan kosong, kesal saat sok akrab denganku di depan Fajar. Bukankah dia sendiri yang mengatakan tidak mengenalku di hadapan Ara?
"Sekolah mana?" tanyaku berusaha untuk pura-pura tidak ingat.
"SMA Brawijaya, katanya Kak Jingga centil banget dulu. Kayak cewek-cewek yang kejar Fajar." aku melotot mendengar itu.
"Dia bilang gitu?" dia mengangguk, meraih tasnya yang berada di bangku belakang. Lalu mengeluarkan satu tangkai bunga matahari palsu.
"Nih," aku menatapnya dengan pandangan tanya, sebelum menginjak rem karena lampu merah.
"Apa ini?" tanyaku sambil meraihnya. "Ada acara?" dia menggeleng sebelum kembali meletakkan tasnya di belakang.
"Selamat tanggal tujuh kata Dokter Ghifar." tubuhku menegang mendengar itu, sempat terdiam beberapa saat sebelum suara klakson berdengung.
"Lampunya udah ijo Kak," aku langsung kembali menjalankan mobil saat banyak sautan protes di jalanan itu.
Aku meletakkan bunga matahari di dashboard mobil, meliriknya sesaat sebelum pikiranku bercabang. "Kak Jingga mantan Dokter Ghifar ya?" aku hampir tersedak mendengar asumsinya.
"Dosa." kataku membuat dia tertawa pelan. "Kalo Kakak iparnya Dokter Ghifar, Fajar restuin banget Kak." aku menatap sinis.
"Lagian lo kenal dia dimana si? Harusnya kenalan lo guru sekolah, kok malah sama Dokter." kataku protes.
"Dokter Ghifar itu motivator muda, waktu itu pernah satu kali ngisi seminar di sekolah. Sisanya dia juga suka ngisi kajian milenial dan Fajar selalu ikut karena kajiannya dekat masjid sekolah." aku diam menanggapi ucapannya.
Aku masih mencintainya. Sangat bahkan. Tapi harapan untuk memiliki itu sudah hampir memudar.
Bukan. Bukan berarti aku menyerah, hanya saja aku sudah ingin berdamai dengan harapan dan kenyataan. Aku sudah terlalu jauh untuk terus menganggapnya se-tepat itu untuk menjadi pasanganku.
"Kak Jingga?" aku tersentak saat Fajar memanggilku dengan nada tak santai. "Sekolahnya ke lewat," katanya lagi membuat aku mengerem mendadak, menatap gerbang sekolahnya yang sudah terlewati meski dengan jarak beberapa puluh meter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Pulang [END]
Romance"Kak Ghifar! Suka cewek yang kayak gimana?" "Taat sama Tuhan." "Mau memantaskan boleh?" Dialog yang membuat aku ingin sekali tenggelam di dasar samudra. Dialog awal yang membuka cerita baru dengan ending yang ternyata kembali menguras pilu. Ya, ka...