52

72 7 0
                                    

Dikit lagi ending deh kyk nya iniii🥺

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

- Sempurna -

       Tangan yang baru mengayun untuk aku ketukkan pada sebuah pintu terhenti, aku mendengar perdebatan kecil di dalamnya sebelum kembali menurunkan tangan. Aku diam, tidak berniat sama sekali untuk tahu percakapan di dalamnya. Menyenderkan tubuhku pada dinding di samping pintu dan menunggu agar perdebatan itu selesai.

Saat hendak akan beranjak dan memilih pergi, suara knop pintu terdengar. Sosok yang ingin aku temui keluar dengan sedikit tergesa, wajahnya terlihat begitu kusut sebelum satu orang lagi ikut menyusul.

"Lo gak bisa kayak gini Kak-" masalah mereka sepertinya belum selesai. Ucapan itu ikut terhenti saat mata mereka menangkap kehadiranku disana.

Aku menatap Kak Ghifar dan Ara secara bergantian sebelum berdehem untuk menetralkan suasana mencekam itu. "Sorry, gue mau tanya kapan Bunda bisa pulang?" Laki-laki itu kembali menatap Ara sebelum ia alihkan padaku.

"Besok siang," jawabnya sebelum kembali mengalihkan pandangan. Aku mengangguk, menatap Ara dan Kak Ghifar yang sepertinya sedang terlibat permasalahan. Ingin cemburu namun aku tak kuasa.

"Oke, makasih." sautku sebelum kembali berbalik. Aku dan Ara menjadi jauh setelah sepertinya dia mengetahui tentang hubunganku dengan Kak Ghifar dimasa lalu. Kami menjadi sangat asing, bahkan untuk menanyakan bagimana harinya sekarangpun aku tidak berani.

"Senja?!" kakiku yang mulai kembali mengayun terhenti, aku berbalik menatap mereka yang kembali berdebat kecil.

"Mau lo atau gue yang kasih?!" tanya Ara dengan penuh penekanan. Kak Ghifar menatapnya dengan mata memerah seperti menahan amarah. Aku tidak tahu dan mencoba tidak ingin tahu tentang apa yang terjadi di antara mereka.

"Gue kasih lo waktu buat kasih itu selama satu bulan, tapi sampai detik ini lo gak kasih Kak!" teriak Ara membuat Kak Ghifar terdiam.

"Apa?" tanyaku pelan. Ara kembali menatapku sebelum kakinya mengayun mendekat, tangannya membawa sesuatu membuat aku penasaran. Sial, langkahnya harus terhenti saat tiba-tiba Kak Ghifar menghalanginya.

"Gue bilang gue yang akan kasih." ucapnya penuh penekanan. "Kapan?!"

"Sekarang?! Hah?! Kasih di depan mata gue!" Ara melemparkan barang itu pada dada bidang Kak Ghifar membuat aku dengannya bertukar pandang.

Dia meraih benda itu, menatapku sebelum kembali mengalihkan pandangan. Dia kembali menurunkan benda yang bahkan tidak aku ketahui isinya. Dia kembali menatapku, matanya malah berkaca sebelum ia meremas benda di tangannya.

"Sesusah itu Kak?!" paksa Ara membuat Kak Ghifar menghela nafas, dia menatapku sebelum memberanikan diri dengan langkah yang berat untuk mendekat.

Dia menyodorkan benda berbentuk persegi berwarna silver itu. Aku menatapnya sebelum memberanikan diri meraih benda mempesona yang sengaja ia balikkan tulisannya. Dia bahkan tidak berani mengangkat wajahnya saat setelah memberikan benda itu padaku.

Aku mengalihkan pandangan pada Ara meminta penjelasan sebelum membalikan benda persegi itu. Aku terdiam, jantungku terasa terhimpit sesuatu, nafasku ikut tercekat, aku bahkan hampir menjatuhkan benda itu sebelum meremasnya dengan kuat.

Ara & Ghifar

Undangan Pernikahan.

Aku tidak dapat menahan genangan itu sebelum mencoba untuk menarik nafas dalam, mengalihkan pandanganku ke berbagai arah sebelum setelah cukup tenang aku menatap ke arah mereka.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang