51

53 6 0
                                    

keselkan aku upload lama?😭🙏🏻
maap yaa,, qodarullah lagi banyak tugas✌🏻

AL-QUR'AN SEBAIK2NYA BACAAN.

- Sempurna -

    "Senja?" dadaku bergemuruh hebat, mata itu aku alihkan pada laki-laki yang sedang membenarkan lengan kemejanya. Dia terlihat seperti baru saja menunaikan shalat.

"Kak Keisya cari lo,"

"Hah?" beoku membuat dia menautkan alis. Aku beralih menatap sekitar, rupanya aku tertidur di koridor yang memampangkan jendela besar menghadap taman.

"Lo ketiduran?" aku menegakkan tubuh, menatap sekitar sebelum kembali terdiam. Apakah tadi hanya mimpi buruk? Tunggu, apakah kehilangannya telah menjadi hal paling menakutkan untukku?

"Lo ngapain di sini?" tanyaku setelah menetralkan rasa terkejut itu. Dia yang baru selesai mengancingkan lengan kemejanya hanya menatapku sekilas sebelum berjalan menuju ruangannya.

Aku masih terdiam, mencerna beberapa hal yang baru mengguncang jiwaku sore ini. Apakah aku baru menghabiskan cerita di dalam mimpi sampai ashar ini? Aku memutuskan untuk beranjak, memastikan bahwa soal kehilangan itu hanya berada dalam dimensi mimpiku yang berbeda.

***

     "Bunda, Fajar pengen naik motor sendiri aja." anak itu memaksa, membenarkan letak dasi di lehernya sambil melirik ke arahku yang tengah menatapnya sinis.

"Kata Kakak kamu kan nanti. Lagian kamu belum 17 tahun Nak," saut ibunya membuat dia mendesah kecewa. Aku yang mendengar itu langsung menjulurkan lidah untuk menggodanya.

"Lagian, kalo Kak Jingga nikah nanti gimana?" aku tersedak mendengar itu. Bundanya malah menatapku sambil tertawa kecil, ini satu minggu setelah dia siuman. Entah, aku seperti harus merapalkan ribuan syukur bahwa mimpi buruk itu tidak menjadi nyata.

"Udah ada calonnya?" tanya wanita itu dengan nada menggoda membuat aku mendecak tak suka.

"Jangan kayak ibu-ibu yang doyan gosip deh." balasku sambil memasukkan beberapa barang untuk menuju kantor. Kebetulan saat itu pintu ruangan di ketuk, menampilkan salah satu manusia yang paling membuat perasaanku porak poranda.

"Assalamu'alaikum, maaf Tante ada cek rutinan pagi." katanya sebelum melangkah mendekati brangkar. Wanita itu menyambut Kak Ghifar dengan senyuman hangatnya.

"Kak Raka bilang mau pindah agama loh Kak, buat nikahin Kak Jingga." aku tersentak, sempat terdiam beberapa saat. Pandanganku dan Kak Ghifar saat itu saling bertemu sebelum kami kembali mengalihkannya lagi.

"Kayaknya punya kakak ipar artis enak juga." lanjutnya tertawa kecil. Entah, harusnya dia sadar saat mengingat bahwa Kak Ghifar pernah menitipkan satu tangkai bunga matahari padanya untukku.

"Iya, enak banget. Dan setiap kegiatan pasti jadi sorotan publik. Ribet." balasku sebelum beranjak, menatap Kak Ghifar yang mencoba memfokuskan diri.

"Gimana keadaannya?" tanyaku saat setelah menatap ia selesai memeriksa. Dia menatapku sesaat sebelum berdiskusi kecil dengan perawat di sampingnya.

"Keadaannya membaik, satu minggu untuk pemulihan saya rasa cukup." balasnya sambil melemparkan senyum pada wanita yang baru saja ia periksa. Aku bahkan merasa bahwa kali ini dia tidak menatapku sama sekali.

"Obatnya jangan lupa diminum ya Tante? Makanannya juga di jaga." tambahnya lagi. Aku mendengus kecil, menatap jam tangan yang membuat aku langsung terburu-buru.

"Aku ada meeting, ada titipan setelah pulang nanti?" Wanita itu menatapku, sejak siuman dia sedikit merasa aneh saat panggilanku berubah dari 'lo-gue' menjadi aku.

Arah Pulang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang