Jam tiga dini hari Aldara mengerjapkan matanya badannya terasa berat dan segera melihat dan ternyata anaknya tidur di sebelah kanan dan kirinya begitu juga dengan Evan yang ikut tidur di samping kiri Aldara. Aldara tersenyum dan ia mencium puncak kepala kedua putranya.
"Nggg... unda kapan bangun?"
"Bunda udah bangun," ucapnya pelan.
Aldara dengan pelan mengusap rambut putranya dan ia melihat kompresan plester di dahi mereka. "Panas. Sama kayak ayah kalian kalo gak ada bunda. Selamat tidur jagoan bunda." Aldara kembali memejamkan matanya tidur.
***
Paginya Evan bersama kedua putranya sarapan di sofa ruang itu.
"Enak banget, Yah."
"Besok beli lagi, ya?"
Evan banyak mengangguk. "Cepat sembuh anak ayah," ucapnya sambil mengacak rambut mereka.
Mendengar suara itu Aldara mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya ruangan dan ia melihat kearah mereka bertiga yang membelakangi nya yang sedang makan. Aldara tersenyum.
"Ayah semalam Ken mimpiin bunda. Terus bunda udah sadar tapi di situ Ken tidur, bunda cium kepala Ken."
"Enzie juga. Enzie semalam ngelasain kayak ada yang cium kepala Enzie."
"Ekhm... Bunda gak di ajak sarapan bareng, hm?" Sontak mereka bertiga melihat kearah sumber suara.
"BUNDA!!!" pekik mereka sambil berlari menuju Aldara.
Aldara pelan-pelan untuk duduk sambil menahan kesakitan. Kedua anak itu memanjat kursi dan duduk di samping Aldara lalu segera memeluknya.
"Kami kangen bunda."
"Ayah nggak kangen?" tanya Aldara.
"Kangen lah," ucapnya sambil memeluk Aldara. "Sana lo berdua istri gue nih. Gak usah dekat, dekat," usir Evan.
"Ayah nih pas belum bunda bangun ayah sok sayang sama kami. Pas bunda bangun di usir, ayah aja sana pergi biar kami sama bunda," ujar Kenzie. "Whaaa bunda bisa ngomong 'R'." Kenzie memeluk Aldara.
"Iya, sayang, pelan-pelan dong."
"Sakit, ya?" tanyanya Aldara mengangguk. "Sedikit."
"Anak bunda kok bisa sakit?" tanya Aldara.
"Kata om Vin bunda hilang terus ketemunya lama. Kan, di situ kami mau nolong bunda, tapi gak di bolehin sama om," ucap Kenzo.
"Maaf ya."
"Pokoknya bunda gak boleh keluar rumah titik!" tegas Kenzo.
"Terus bunda harus ngikutin apa yang di suruh ayah," sahut Kenzie.
"Iya, iya, bunda minta maaf." Aldara melihat kearah Evan. "Aku minta maaf, ya."
"Iya. Aku cari sarapan buat kamu dulu." Aldara mengangguk. "Oy! Jaga istri gue. Kalo gak jaga gue hukum lo berdua."
"Ayah mah sok banget."
"Apa lo?!"
"Whaa bunda.... Ayah bermuka dua..."
Aldara tertawa. "Memang bermuka dua itu kayak apa?"
"Itu kayak di tipi-tipi itu yang bisa baik terus tiba-tiba jahat. Bermuka dua kan itu namanya?" ucap Kenzie.
"Cup, cup, cup, jangan nangis. Sini peluk bunda." Kedua bocah itu memeluknya erat.
"Ra....." rengek Evan.
Aldara mengangkat sebelah alisnya. "Aku lapar."
"Awas kamu."
Saat hendak pergi tiba-tiba suara Kenzo terdengar. "Ayah jangan lupa beli makanan itu lagi, ya, punya Ken habis."
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Teen FictionSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...