Keesokan paginya pukul enam Aldara bangun dan segera mandi tak lupa ia menyelemuti Evan kembali. Selesai mandi Aldara melihat handphone Evan dan membuka jadwal meeting bersama sekretaris nya.
"Oh... jam delapan, nanti aja deh." Aldara keluar kamar dan ke kamar kedua putranya, tetapi mereka tidak ada di kamar saat Aldara berada di sana. Aldara segera ke dapur dan ternyata kedua putranya sedang sarapan. Kini mereka berdua sudah menginjak siswa sekolah dasar kelas dua.
"Pagi anak bunda, udah mandi?"
"Udah bunda."
"Mau bekal?" tanya Aldara.
"Mau bunda."
"Biar saya aja, Bi." Aldara menyiapkan bekal untuk kedua putranya. "Pulang jam setengah sebelas?" Mereka mengangguk.
"Bunda, ayah jadi pergi, ya?" tanya Kenzie.
"Jadi, kok, tadi bunda lihat jadwalnya."
"Udah sana siap-siap udah mau jam setengah tujuh." Mereka berdua mengangguk dan segera turun dari kursi dan ke kamar mereka. Aldara meletakkan piring itu di wastafel dan meninggalkan piring menuju ke kamar dan biar pembantu itu yang mencucinya.
Di kamar Kejora menangis dengan cepat Aldara menggendongnya dan membawanya keluar kamar agar tidak membangunkan Evan. Di luar kamar Kejora tidak nangis lagi dia melihat sekeliling dan tangannya mulai memukul Aldara.
"Kejora mau main, hm?" tanya Aldara. "Sini jalan." Aldara menurunkan anaknya namun dia menangis. "Cup, cup, cup. Kita ke kamar abang, ya." Aldara berjalan ke kamar kedua putranya. Sesampainya di kamar mereka berdua sudah siap, siap, untuk berangkat.
"Halo dedek Kejora," sapa mereka. Kejora sekilas melihat mereka dan kembali menyederkan kepalanya di dada Aldara.
"Dedek Kejora kenapa?" tanya Kenzo sambil memainkan tangan Kejora.
"Habis bangun tidur abang, Ken," jawab Aldara.
"Bunda udah siap," ucap Kenzie.
"Ayah belum bangun dan bunda belum di izinin sama ayah kalian buat pakai kendaraan, sama pak satpam aja, ya."
Mereka mengangguk. "Gak papa bunda." Mereka keluar dan segera masuk ke lift dan berjalan ke luar.
"Pak," panggil Aldara dan satpam itu menghampirinya. "Iya, Nya?"
"Tolong di antar, ya, mereka. Saya belum di izinin sama suami saya buat ngemudiin kendaraan."
"Iya, Nya, gak papa. Mari, Den."
"Bunda." Mereka menyalimi punggung tangan Aldara dan juga tangan adek mereka dan tak lupa mereka mencium pipi Kejora dan masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan oleh pak satpam itu lalu mereka melambaikan tangannya hingga mobil itu sudah tidak nampak lagi.
Aldara melihat mobil itu menjauh dan segera masuk kembali ke dalam dan membangunkan Evan. Aldara membuka pintu kamar dan meletakkan anaknya di kasur lalu membangunkan Evan.
"Kak, bangun, udah jam tujuh kurang lima belas."
Evan duduk sambil melihat Aldara yang menyiapkan seragam Evan sampai menyiapkan air hangat untuk Evan mandi nanti.
"Kak, udah sia...." Aldara menghampiri Evan yang sudah matanya berkaca-kaca begitu juga dengan Kejora. Aldara menangkup kedua pipi Evan. "Kak, kenapa? Kejora cantik, kenapa?"
"Kak?" Evan menyederkan kepalanya di perut Aldara begitu juga anaknya yang ikut-ikutan menangis sambil memeluk paha Aldara. "Kenapa, hei?"
"Whaa....." Keduanya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Teen FictionSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...