"Paketu sama waketu belum masuk juga?" tanya Rangga.
"Keknya sih iya. Kapan nih jengukin mereka?" tanya Edo.
"Hari ini pulang sekolah," ujar Brayan.
"Kami boleh ikut, gak?" tanya Bella tiba-tiba datang bersama Ela.
"Anjir! Datang-datang kagetin aja lo berdua," kaget Danu.
Mereka hanya cengengesan.
"Boleh, gak?" tanya Ela.
"Boleh kok," jawab Brayan. "Entar lo sama siapa?" tanyanya kepada Bella.
"Gue sama Ela. Kebetulan Ela bawa motor," jawabnya.
"Awas Kenzie marah entar kalau ketahuan bawa motor," sahut Ata. Dan mereka tiba-tiba gelagapan namun mereka tetap terlihat tenang.
"Oke." Dan jawaban terakhir itu juga bertepatan dengan bel sekolah berbunyi dan segera mereka masuk ke kelas mereka dan mengikuti pelajaran dari awal hingga pulang.
***
"Kalian duluan aja, kami gak tau jalan. Tapi pelan-pelan, ya?" ucap Bella.
Saat ini semua murid SMA Garuda bertaburan untuk pulang. Brayan, Edo, Ata, Danu, Rangga, Bella dan Ela kini mereka berkumpul menaiki motor mereka masing-masing.
"Bawa buah tangan gak nih?" tanya Ela.
"Oh iya, gimana, Yan?" tanya Edo.
"Beli aja. Buah kek, susu kek, terserah kalian. Pakai uang Danu," jawab.
Danu terbelalak mendengarnya. "Anying! Kok gue jadi bayarnya? Petek-peteklah."
"Gue bercanda elah. Cabut." Mereka segera keluar dari gerbang sekolah mampir ke supermarket dan segera pergi ke rumah ketua dan wakil ketua mereka.
***
Sesampainya di rumah si kembar mereka segera menekan bel rumahnya dan pintu terbuka lalu pembantu itu mempersilahkan mereka masuk.
"Lo mau kemana? Lo mau kita sakit lagi?" pekik mereka sambil mengejar Kejora.
"Ck! Kalau kalian sakit, pacar kalian gimana? Siapa yang jaga? Anak buah lo? Gue mau makan, bang, jangan kejar gue."
"Sini gak lo!"
"Woi monyet!" panggil Brayan dan mereka bertiga sontak melihatnya.
"Lo bertiga monyet? Gak nyangka selama ini gue punya teman monyet," celetuk Danu.
"Sayang." Mereka menghampiri kedua pacar mereka.
Mereka menatap keempat orang itu dengan geli lalu mengabaikan mereka dan segera duduk.
"Woi, Cil, teh satu," pesan Edo.
"Bikin sendiri!" sentak Kejora langsung bergegas menuju meja makan dan segera makan siang.
"Bangke lo, Ra."
"Kenapa bising-bising gini sih?" tanya Aldara yang baru saja datang menuruni anak tangga.
"Aunty...." Mereka berlari lalu memeluk.
"Aunty sehat? Aunty apa kabar? Gimana gak frustrasi, kan, sama sikap anaknya, kan?" Itulah yang mereka pertanyakan semua.
"Ekhm," deham Evan. "Eh? Om, apa kabar, om?"
"Baik. Jauh-jauh dari istri gue," tekannya.
Mereka semakin mendekatkan diri mereka kepada Aldara membuat Evan memanas di tempat.
"Jauhi istri gue. Gue kasih lima juta."
"Itu sedikit, om."
"Dua puluh juta." Dan mereka langsung menjauh dari Aldara. Evan langsung mendekati Aldara dan ia mengajak ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Fiksi RemajaSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...