18. Ngidam Gak jadi 2

351 21 0
                                    

Sesampainya di markas utama di bagian Utara yang super megah bagaikan istana dan semua anggota geng bingung sebab ada motor beat yang masuk ke markas dan mereka berjaga-jaga supaya tidak ada penyusup.

Kedua orang itu melepaskan helm di kepalanya dan segera turun.

"Oh, ibu negara kami kira siapa."

"Tumben lo pakai motor ini bang?" tanya orang itu.

"Ngidam," jawab Evan.

"Om Al....." Kenzo berlari ke dalam markas itu sendiri.

"He! Bocil kematian tungguin kami," pekik mereka.

"Apa lo semua bilang, ha?!" hardik Aldara membuat orang itu berlari cepat untuk menjaga dan bermain bersama kedua putranya Aldara dan Evan.

"Ini markas yang mana lagi, kak?"

"Ini markas utama. Yang, kemarin-kemarin tuh markas biasa."

"Gila sih!" Evan mengandeng tangan Aldara dan segera masuk dan mereka semua pun bubar kembali.

"Om lebih laju lagi...."

"He, Cil, gue capek," keluh orang itu saat kedua bocah itu ingin bermain kuda-kudaan. "Lo berdua tuh sama yang lain kek, siapa kek, jangan sama gue mulu."

"Aduin ayah sama bunda, ya. Atau mau sama om Al?"

"Iye, Cil, iye, naik lo berdua."

Brukk!

"Wha... bunda...." rengek keduanya ketika mereka jatuh saat main kuda-kudaan.

"Woi!!!" teriak Aldara segera menuju tempat kedua putranya.

"Ampun, Ra, ampun, jangan bunuh gue."

"Siapa yang mau bunuh lo? Gue mikir-mikir kali kalau mau bunuh," ucapnya. Ia membersihkan debu yang menempel di kedua putranya. "Udah ya jangan nangis anak bunda kan jagoan."

"Alay gitu doang nangis," ejek Evan.

"Anak lo bego."

"Anak lo, bang."

Ucap semua anggota geng yang berada di ruangan itu.

"Ayah aja juga alay," ejek Kenzo.

"Anjir! Di ejek sama anak sendiri." Di selingi dengan tawa ejekan dari mereka.

"Memang alay ayah tuh gimana, Cil?"

Kenzo melihat kearah Evan dan Evan menatapnya tajam. "Gak boleh om rahasia. Kalau ke ceplos gak boleh ngulang, Om."

"Ye..."

"Unda... mau itu." Sambil menunjuk kearah salah satu anggota yang sedang sibuk memakan es krim.

Merasa di tunjuk orang itu menunjuk dirinya sendiri. "Apa? Gue?"

"Kan, semalam udah habis pulang dari rumah sakit," ucap Aldara.

"Gila lo! Semalam baru pulang paginya keliaran," ujar Alvaro.

"Bacot lo!" Setelah mengucapkan itu Aldara menutup mulutnya.

"Gak usah di dengar, ya."

"Bunda Om nya bikin ngiler."

"Wah gue menggoda," ucapnya sambil mengusap rambutnya kebelakang.

"Maksudnya es krimnya om bukan om. Om itu udah tua, jelek lagi."

Sontak mereka yang ada di situ kaget saat Kenzie mengucapkan itu.

"He!" Aldara memukul mulut Kenzie pelan.

"Whaa.... maaf bunda."

"Jangan diulangi, ngerti?" Kenzie mengangguk. Aldara mengambil uang di sakunya dan memberikannya uang seratus ribu itu kepada mereka.
"Jajan sana, bilang sama Om nya es krimnya beli di mana."

KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang