58. Bogor dan Bali

250 11 0
                                        

HALLO READESKU KEMBALI LAGI DI CERITAKU. JANGAN OERNAH BOSAN, YA, SAMA CERITAKU.

JANGAN LUPA VOTENYA

HAPPY READING ❤️

***

"Kak, bangun udah jam setengah enam. Bangun, entar telat."

"Good morning. Kenapa?"

"Bangun terus mandi lalu sarapan terus berangkat. Udah setengah enam, ayo bangun." Evan segera duduk lalu mengumpulkan nyawanya.

"Tuh, udah aku siapin air mandinya." Aldara mendekat lalu mengacak rambutnya. "Rambutnya udah panjang, gak keganggu apa?" Evan menggeleng. "Udah sana mandi."

"Cium dulu." Aldara mengecup bibirnya. "Udah mandi keburu airnya dingin."

Aldara menggeser tubuh agar Evan bisa berdiri. Aldara menggeleng melihat Evan yang sudah masuk ke kamar mandi tak lupa ia membawa handuknya. Aldara berjalan membuka knop pintu itu.

"Ara jangan kemana-mana, tetap di kamar!" teriak Evan yang sedang membuka pintu itu sedikit dengan wajah yang nongol.

"Sebentar, aku mau isi minum dulu, habis."

"Oh, ya udah." Kembali ia menutup pintunya dan melanjutkan mandi.

Saat Aldara membuka pintu seseorang jatuh membuatnya terkejut. "Astaghfirullah. Kalian kenapa duduk di sini? Kenapa gak di ketuk?"

"Ayah marah nanti bunda."

"Bunda, ayah pergi ke bandara, ya? Biar kita aja yang ngantar mumpung libur," ucap Kenzo.

"Sebentar, masuk aja kalian." Aldara berjalan menghampiri ponsel Evan lalu membukanya.

"Gimana bunda?"

"Kenapa kalian ke sini, ha?!" pekik Evan yang baru saja selesai mandi.

"Ayah pergi ke bandaranya sama sekretaris ayah?" tanya Kenzie.

"Kenapa memangnya?"

"Mau kami antar gak? Mumpung libur. Pulangnya baru sama sekretaris ayah," ujar Kenzo.

"Maaf, aku cek hp kamu karena mereka tanya gitu," timpal Aldara.

"Gak perlu minta maaf. Ya, gue sama kalian."

"Benaran nih?"

"Iya, anak ayah. Cepat sana kalian siap-siap!" Mereka bertiga mengangguk lalu segera ke kamar mereka masing-masing lalu bersiap-siap.

Aldara mengambil hairdryer dan menyuruh Evan untuk duduk di bawah sofa dan ia di atasnya lalu Aldara mulai mengeringkannya. Tak lupa tangan Evan yang selalu memainkan pipi Aldara yang selalu mendongak ke arahnya.

 Tak lupa tangan Evan yang selalu memainkan pipi Aldara yang selalu mendongak ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang