66. Empat Bayi Kesayangan Ara

265 13 0
                                    

"Ken makasih buat yang kemarinnya," ujar Bella saat Kenzo masuk kelas.

"Iya. Suka?" Bella mengangguk.

"Ken," panggil orang itu dari luar.

"Siapa lo?" tanya Danu yang dekat dengan pintu.

Kenzo datang menghampirinya. "Apa?"

"Lo kemana aja sih? Lo di sini ketos, masa enak banget ninggalin pekerjaan gitu aja."

"Kalau gue gak ada dalam rapat berarti gue udah keluar."

"Kan, kepala sekolah kemarin bilang. Tunggu anak kelas 11 di lantik baru kita keluar, Ken."

"Tapi gue udah gak mau. Percuma saja. Di sini gue di paksa bukan keinginan gue sendiri."

"Tapi di sini lo ketos, Ken!"

"Gue udah bilang sama Adam, dia yang siap gantikan gue."

"Ken."

"Berisik, anjing!!" Sambil memukul pintu. "Gue udah keluar dan lainnya udah setuju. Apalagi? Ha? Cabut lo sebelum darah dari badan lo ngalir."

"Mending lo pergi aja, sebelum darah lo benar-benar ngalir," ucap Edo di samping Danu. Dan perempuan itu pergi dari situ.

"Bang, tenang, rileks. Tarik napas, jangan di buang entar mubazir."

"Lo mau abang lo mati apa?" tanya Ata.

"Kalau dia mati gue sakit-sakitan, atau gak sama-sama lagi kami mati."

"Malah bersumpah kayak gitu lo," ucap Rangga.

"Just kidding."

"Tiba-tiba gue kangen sama Brayan deh," ujar Danu. "Dia di sana lagi ngapain, ya?"

Beberapa menit kemudian ponsel milik Rangga berbunyi dan ia segera melihat kontak itu dan tidak ada nama.

"Siapa, anjir!"

"Mana-mana lihat."

"Cuma nomor, angkat gak?"

"Angkat aja coba," jawab Kenzie.

Rangga mengangkat telepon itu. "Hallo."

"Woi bro, apa kabar?"

Mereka menatapnya bingung.

"Ini siapa?"

"Gue Brayan anjir!"

"Demi apa?! Sekarang lo ada dimana? Kenapa lo gak ngabarin kami? Kasihan ketua kita nyariin lo!"

"Sorry, gue di bawa sama Oma opa gue, kami sekarang di New York."

"Oma opa lo belum maafin nyokap lo?"

"Gak tau. Besok gue udah sampai di Jakarta."

"Demi apa sih? Serius, kan? Gak bercanda?"

"Benar, Ga. Hm.... Nyokap gue di sana baik, kan?"

"Abang, gantian dong, Alana mau bicara sama abang Ken."

Suara itu suara Alana, adik Brayan. Rangga yang mengloadspeaker itu melihat ke arah Kenzo.

"Sabar elah. Bos, adek gue–"

"Hallo abang, Ken. Kejoranya ada?"

"Sekolah," jawab Kenzo.

"Oh iya, lupa."

"Sana lo jauh-jauh."

"Oma!!"

"Sssttt.... Diem elah."

KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang