"Sayang, bangun udah pagi katanya mau meeting."
"Maaf kelepasan."
"Gak papa. Ayo, bangun udah pagi. Gak bangun aku tambahin hukuman kamu, mau?" Evan pun langsung duduk dari tidurnya dan langsung berdiri mengambil handuk.
"Dasar penakut." Evan tak peduli ucapan Aldara dan memilih untuk membangunkan kedua putranya.
Semalaman Evan kelepasan melakukannya tetapi Aldara tidak merasakan sakit apa-apa di bagian bawahnya.
Sesampainya di depan kamar putranya Aldara membuka knop pintu dan segera masuk. Aldara menggeleng melihat cara tidur mereka.
Aldara duduk di samping tempat tidur Kenzo membuat kepala bocah itu bergerak menggeser dekat dengan kepala Kenzie.
"Ken, bangun udah pagi. Enzie bangun, sayang."
"Nggg..."
"Bangun."
"Unda bobok cini," ucap Kenzo.
"Bangun sayang udah pagi gak mau sekolah, hm?"
"Tan ini hali Minggu, unda," jawabnya. "Unda ayo bobok cini," ucapnya sambil menggeser tubuhnya dan menepuk-nepuk kasur yang berada di sampingnya dan di samping Kenzie.
Aldara pun menaiki kasurnya dan segera tidur di tengah-tengah mereka berdua. Kenzo memeluk Aldara begitu juga dengan Kenzie yang sudah hafal dengan harum wangi itu yang berasal dari Aldara.
"Unda," gumam Kenzie.
"Iya, sayang, bunda disini. Tidur, ya."
Brak!!
Pintu kamar terbuka dengan cara di banting siapa lagi pelakunya kalau bukan Evan.
Ketiga orang yang berada di dalam terkejolak kangen dan melihat kearah sumber suara.
"RA!"
"AYAH KAGET TAU!" pekik Kenzie sambil menguap.
Evan berjalan dan menarik Aldara dari mereka. Mereka menahan Aldara supaya tidak di ambil oleh Evan. Evan menariknya dan kedua putranya menahannya membuat Aldara oleng ke kanan dan ke kiri.
"CUKUP!" hardik Aldara menghentikan mereka bertiga. Aldara menepis tangan mereka bertiga dari tangannya.
"Mau kamu apa? Bukannya kamu mau meeting?" tanya Aldara. "Kamu bohong, ya?" lanjutnya.
"Lanjut aja bohong nya sampai punya orang ketiga pun kamu bohong."
"Maaf."
Kedua bocah itu memperhatikan satu sama lain. Kedua bocah itu berdiri dan mengambil tangan Aldara dan tangan Evan lalu menyatukannya.
"Ayah sama bunda gak boleh belantam. Nanti Enzie sedih," ucap Kenzie.
"Ayah sama bunda baikan, ya. Gak boleh belantam itu kan yang bunda sama ayah ajalin sama kami?" ujar Kenzo.
"Ayah," panggil Kenzie. "Maaf. Sebenalnya kami suka lihat ayah cembelut sama apa, bang? Cembulu?" Kenzo mengangguk. "Makanya kami ngelakuin itu."
"Ha?! Gue coret lo dari kartu KK."
"Whaaa bundaa....." rengek mereka.
"Ini istri gue enak aja main pegang." Evan merebut Aldara dari mereka berdua.
"Whaaa....." tangis dari mereka berdua semakin pecah dan kuat.
"Kenzo Kenzie sini kalian," ujar Evan membuat kedua bocah itu ketakutan dan berdiam di tempat. "Sini!" ucapnya lagi.
Mereka menurut dan mendekat kepada Evan.
"Lo berdua ngerusak pagi gue dan kalian juga suka lihat gue cemberut sama cemburu jadi kalian gue hukum beneran," ucap Evan dan berjalan kearah pintu dan melihat kebelakang. "Ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
أدب المراهقينSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...