"Huaa.... Om.... Mau tempat bunda..." rengek kedua bocah itu.
"Ken, Enzie... bunda lagi di cari sama ayah dan belum ketemu, sabar oke?" ucap Alvin.
"Cucu Oma kenapa, hm?" tanya Bunga yang baru saja masuk ke kamar.
"Oma.... bunda kapan di temukan sama ayah."
Bunga mengerutkan keningnya.
"Oma kangen bunda...." rengek mereka.
"Sama aunty dulu, ya. Oma mau bicara sama om Alvin dulu." Bunga dan Alvin keluar kamar itu.
"Untyy... unda mana... unda udah ketemu, ya?" tanya mereka lemah.
Amora sekuat tenaga agar tidak nangis. "Doain, ya, supaya bunda Ken sama Enzie ketemu. Ken sama Enzie cepat sembuh, oke?" Mereka mengangguk dan Amora membawa mereka ke pelukannya.
"Maksudnya apa?" tanya Bunga kepada Alvin.
"Ma, Ara.... Ara di teror sama lawan geng mereka dan itu dia gak kasih tau kalau dia di teror untung Alvaro bilang. Terus dia di culik sama lawan nya dan Ara kena tembakan nya banyak, Ma."
Bunga menutup mulutnya saat dengar itu.
"Kalau operasi udah selesai Evan telepon dan Alvin mau kesana."
"Dan Alvin juga berbohong sama mereka kalau adek pergi jauh tanpa sepengetahuan kami," ucap Alvin jujur.
"Terus kenapa masih di sini? Kita kerumah sakit sekarang."
"Siapa yang sakit?" tanya Arya yang baru datang.
"Ara, Pa. Dia kena tembakan sekarang dia lagi di operasi," ucap Bunga.
Ponsel Alvin bunyi dan segera mengangkat.
"Halo apa, Amora?"
"Mereka makin panas, bang," ucapnya sambil mengecek suhu di dahi mereka dan mematikan telepon itu.
Alvin segera masuk kembali dan menuju kedua keponakannya.
"Ma, mereka makin panas," ucap Alvin panik.
"Bawa kerumah sakit," ucap Arya.
Alvin segera menggendong satunya dan juga Arya menggendong satunya dan berlari menuju garasi dan segera mengeluarkan mobil dan pergi kerumah sakit di ikuti dengan Bunga dan Amora.
***
Sesampainya di rumah sakit Amora segera memanggil suster dan membawanya.
Sesudah memasang alat kompresan di dahi Kenzo dan Kenzie suster itu berkata bahwa mereka hanya demam biasa dan bakal baik-baik saja membuat mereka menghela nafas lega.
Ponsel Alvin kembali berdering nama Evan tertera di layar ponselnya.
"Hallo."
"Lo dimana? Gue di rumah."
"Kami di rumah sakit cahaya putri anak lo tiba-tiba demam tinggi."
Tut!!
"Aishh.... asal matiin aja lo."
Mereka semua sibuk di ruangan Kenzo dan Kenzie berada. Pintu ruangan itu terbuka.
"Assalamualaikum," ucap Evan yang datang.
"Sayang, gimana keadaan istri kamu? Baik-baik aja, kan?" tanya Bunga.
"Aldara baik-baik aja, Ma. Sekarang dia lagi di ruang inap." Membuat Bunga lega mendengarnya tetapi masih ada rasa khawatir di benaknya.
Evan berjalan menuju kedua anaknya. "Maaf ngerepotin kalian."
"Siapa yang ngerepotin, Van? Gak papa," ujar Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Novela JuvenilSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...