Beberapa hari kemudian kini Aldara masih pelan-pelan untuk kembali berjalan seperti semula tak lupa pembantu itu membantunya karena Evan sedang kerja di kantornya.
"Bunda.... Selamat siang...." pekik mereka bertiga.
"Selamat siang anak bunda. Udah, Bi, saya bisa." Pembantu itu mengangguk lalu pergi menuju dapur.
"Bunda kalau sakit lagi gimana? Kok bunda udah gak mau pakai kursi roda lagi, sih? Kami takut bunda jatuh." Tak henti-hentinya mereka bertanya dan terus bertanya kepada Aldara.
"Bunda gak papa, bunda udah sehat."
"Jalan bunda tuh masih pincang-pincang tadi Rara lihat, mending bunda pakai kursi roda lagi. Rara takut," ujar Kejora.
"Bunda gak papa cantik. Bunda udah sehat. Lama-lama bunda pakai kursi roda kayak orang lagi sakit parah aja."
"Udah makan siang?" tanya Aldara.
"Udah, tiba-tiba abang traktir tadi," jawab Kejora.
"Oke."
"Ken."
"Iya, bunda?"
"Bunda perhatiin semenjak kamu pacaran sama Bella, kamu seperti nggak pernah ajak dia keluar malam deh seperti malmingan."
"Entar sakit dianya bunda."
"Ya, sekali gitu, bang. Masa pacarannya nge-mojok di belakang kelas terus, ngebucin di situ, sampai gak ikut lagi nongkrong sama Brayan, Kenzie sama yang lainnya."
"Abang nongkrong terus, ya, sama mereka. Tumben bunda ngomong gitu? Ayah gak pernah gituin bunda, ya?"
"Hus, ngomongnya. Ya, pernah lah. Sesekali ajak dia jalan keluar. Masa cuma sekali itupun pas makan bersama keluar malamnya."
"Iya, deh, bunda. Niat abang juga gitu, tapi bingung mau kemana. Apalagi cewek, kan, banyak maunya."
"Oh jadi bunda termasuk? Hm?"
"Jangan kasih kendor bunda, hukum abang Ken," kompor Kenzie dan Kejora semangat.
"Bu-bunda enggak termasuk kok, hehe."
"Ya udah have fun entar malam."
"Kok abang gak di marahin, bunda?" tanya Kejora.
"Sudah gak usah di bahas, makan lagi mau?"
Kenzie dan Kejora mengangguk lalu segera menuju meja makan.
"Enzie, awas lo makan banyak," ujar Kenzo.
"Perut gue tuh perut karet, bang. Ya wajar dong."
"Gue yang sakit perut anjir! Tolol lo."
"Abang....." Kenzo mencengir. "Makan juga, gak? Perut kamu tuh dari tadi kroncongan bunyi-bunyi."
"Bunda kok tau sih?" Aldara menggeleng lalu segera Kenzo duduk dan segera mereka makan siang.
***
"Bunda, abang pergi dulu, ya. Dadah," pamit Kenzo.
"Iya, bang, hati-hati."
"Woi, Enzie!" teriaknya.
"Gak usah teriak lo gue di samping bunda juga. Apaan?"
"Ayah belum pulang, lo jaga bunda dan Rara, ngerti gak lo?"
"Gue selalu jaga mereka, bang. Udah sana lo pacaran."
"Abang pergi dulu bunda, dadah." Lalu segera pergi dari rumah itu menuju ke rumah Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Fiksi RemajaSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...