Hari masih gelap, Aldara sudah terbangun dari tidurnya. Aldara memiringkan tubuhnya menghadap pada Evan yang kini sedang tidur membelakangi dirinya.
Aldara melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 05.00 dan ia segera beranjak dari tempat tidurnya, Aldara berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan beribadah, Aldara berjalan keluar kamar untuk membantu dan menyiapkan sarapan untuk kedua putranya dan suaminya.
Satu hal yang Aldara suka dalam posisinya sekarang adalah dia sudah seorang ibu, dan ia menyukainya. Bagaimana dia harus bangun pagi, menyiapkan sarapan, seragam sekolah dan seragam kerja suaminya dan juga merapikan mainan Kenzo dan Kenzie.
Di dapur sudah ada Bi Ina yang sudah mulai memasak dan Aldara segera membantunya.
Tengah asik memasak, suara kecil yang memanggil namanya terdengar. Aldara membalikkan tubuhnya, Kenzie kecil dengan piama tidur berjalan ke arahnya dengan kedua tangan mengucek mata.
"Bundaaa!" panggil Kenzie lagi.
Aldara mencuci tangannya dan segera menghampiri Kenzie. Dia mengangkatnya dan duduk di atas kursi makan.
"Kenapa udah bangun? Masih gelap, sayang," ucap Aldara sambil mengusap wajah Kenzie. "Abang mana? Masih tidur?" tanyanya.
Kenzie menggeleng dan menunjuk di sebelahnya.
"Gak ada abang, sayang." Kenzie menggeleng tak tau.
"Kita cari abang, ayo," ajak Aldara sambil menggandeng tangan Kenzie. "Bi, saya tinggal dulu," ucap Aldara dan segera di anggukin oleh BI Ina dan Bi Tinah.
"Mana abang, ya?" ujar Aldara sambil celingak-celinguk mencari Kenzo. Saat di ruang tamu ia melihat Kenzo tengah tidur di atas sofa dengan telungkup.
Aldara tersenyum dan berjongkok menghadap Kenzie. "Abang ngantuk. Kan, ini masih gelap. Tidur lagi, oke? Nanti bunda bangunin." Kenzie mengangguk.
Aldara berjalan kearah Kenzo dan mengangkatnya dan mengandeng tangan Kenzie untuk kembali ke kamar mereka.
Sesampainya di kamar mereka, Aldara segera meletakkan Kenzo dengan pelan agar ia tidak terbangun dan Kenzie yang sudah tidur di atas kasur dengan telentang tak beraturan.
Aldara hanya menggeleng dan segera membetulkan posisi anaknya lalu menepuk-nepuk pelan.
"Unda, tidul sini," ucap Kenzo. "Eh?"
"Ya udah sini." Aldara naik ke atas kasur di tengah-tengah mereka dan segera kedua bocah itu memeluknya. "Sama kayak ayah kalian berdua," gumamnya sambil mengelus rambut kedua bocah itu dengan pelan. Dan ia pun segera tidur.
Pukul setengah tujuh Evan bangun dari tidurnya dia meraba tempat tidur yang berada di sebelahnya yang sudah tidak ada Aldara. Dan ia segera mencarinya.
Ia mencari dari kamar mandi, kolong ranjang, dan terakhir kamar kedua putranya.
Ia membuka pintu itu dan benar saja, di sana ada Aldara yang sedang tidur bersama kedua putranya. Evan melihat itu segera mendekat dan menyelimuti mereka.
Aldara mengerjapkan matanya dan ia sangat kaget saat Evan berada di kamar ini. Aldara dengan segara pelan-pelan untuk bangun dan ia segera duduk.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Evan.
"Tadi mereka bangun masih gelap padahal. Malah ikut ketiduran akunya," jawab Aldara.
Aldara membalikkan badannya dan segera membangunkan kedua putranya itu untuk bersekolah.
"Sayang, Kenzo, Kenzie, bangun sayang."
"Unda ndak mau sekolah," rengek Kenzie.
"Ini hari pertama masuk sekolah, sayang. Ayo, bangun," ucap Aldara sambil menggelitik kedua anaknya itu membuat mereka tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Ficção AdolescenteSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...