"Dek cepat entar lo terlambat."
"Iya sebentar." Ia keluar dari pintu itu yang sudah berpakaian seragam pramuka sambil membawa tas ransel, snake, tongkat Pramuka dan perlengkapan Pramuka lainnya.
"Gitu doang?" tanya Kenzie.
"Iyalah, gue kemah tuh hari ini sama Minggu doang, Senin masuk lagi."
"Ngapain lo lama-lama di di dalam?"
"Biasa, baca and nonton."
"Ekhm, letak barangnya," ucap Kenzo yang sudah membuka bagasi mobil.
Kejora langsung meletakkan barangnya di bagasi lalu masuk ke mobil. Ia duduk di antara kedua abangnya itu.
"Kek bocil banget gue di sini," gumamnya.
"Memang lo bocil," jawab kedua abangnya membuat Aldara tersenyum dan mobil itu berjalan menjauhi rumah.
"Peluit lo mana?" tanya Kenzo di tengah jalan.
"Anjir! Gue lupa." Sambil menepuk jidatnya. "Ayah gimana ini? Bunda."
"Tenang cantik. Yah, itu ada supermarket berhenti dulu," ujar Aldara. Suaminya menghentikan mobilnya di depan supermarket dan Aldara segera masuk.
"Lain kali jangan sering kelupaan, oke, manis?" Kejora mengangguk. "Iya, ayah."
Pintu mobil terbuka dan segera Aldara memberikan kantung plastik itu kepada Kejora.
"Makasih bunda."
"Sama-sama cantik." Mobil pun berjalan lagi.
"Sini gue pasangin," ucap Kenzo sambil memasangkan peluit itu di bahunya.
"Lain kali di persiapkan dulu yang mau di bawa besok biar gak kelupaan nantinya, ingat cantik? Ingat juga ya Ken, Enzie."
"Siap bunda." Aldara tersenyum sambil menggeleng kepala dan kembali menatap ke depan.
Selama di perjalanan mereka menatap malas kedua orang tuanya yang sibuk bermesraan sendiri tanpa memperdulikan anaknya.
"Mending gue naik motor tadi," gumam Kenzie.
***
"Aunty....." Gadis itu menghampirinya lalu memeluknya.
"Maaf siapa ya?"
"Aa... Unty...."
"Bercanda aja sayang. Mana mami papi sama abang kamu?"
"Dek, di bilang jangan kabur kalau mami papi cariin gimana?" tanya abangnya yang baru saja datang menghampiri adeknya itu.
"Hai om, aunty, Ken, Enzie."
"Hai juga."
"Heheh... Kan, gue lagi cari Kejora, bang."
"Bilang kalau mau cari Kejora bego!"
"Huss.... Ngomongnya," tegur Aldara.
"Woi, bro! Apa kabar?" tanya papa mereka, Dika.
"See, lo?" Dia mengangguk. "Baik dong."
"Kan mami udah bilang tunggu di mobil, kenapa keliaran sih?" omel Tasya, mami mereka.
"Alana nih, mam," ujar Brayan.
"Maaf, Ma."
"KEPADA ANAK IBU MOHON BERKUMPUL DI LAPANGAN DULU, LALU KITA SEMUA BERANGKAT KE HUTAN MARINA," ucap Bu Enny kepala sekolah mereka dengan toak.
"Ya udah sana masuk. Kami tinggal, ya?" ucap Aldara.
"Iya bunda." Kedua nya menyalimi punggung tangan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
JugendliteraturSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...