Pada pukul enam pagi Aldara mengucek matanya dan segera duduk. Ia melihat kedua putranya yang masih tidur pulas segera ia menyelimuti mereka.
Aldara melihat Evan yang tidur di bawah sofa sambil menjaga anaknya, Aldara tersenyum dan segera berdiri menuju Evan lalu mengambil anaknya yang sudah bangun terlebih dahulu dan membangunkan Evan agar pindah ke kasur.
"Kak, hei bangun pindah ke kasur aja."
"Hm?"
"Pindah ke kasur." Evan malah berbaring di sofa dan tidur dengan tangan di atas dahi.
"Ya Allah."
"Mandi kita sayang? Hm?" Aldara mengelus pipi anaknya dan segera memandikannya. "Cantik banget anak bunda. Matanya kayak ayah iya?" Anaknya tersenyum.
"Tiba ayah aja kamu cepet." Membuat anaknya menangis. "Ya Allah enggak cantik, enggak. Cup, cup, cup."
"Dedenya abang Ken mandi, ya?"
Aldara kaget karena Kenzo tiba-tiba datang dan bertanya seperti itu.
"Tuh abang." Kenzo berjongkok dan mengelus kepala Kejora, adiknya.
"Kenapa udah bangun, hm?"
"Sekarang Ken udah terbiasa bangun pagi, Bunda."
"Syukurlah, terus Enzie?"
"Ih, Enzie tuh entah bangunya kapan-kapan kayak orang mati," cibirnya.
Aldara menggeleng sambil tersenyum dan berdiri memakaikan anaknya baju.
"Wangi banget dede nya bunda."
"Iya dong, bang, dede Kejora harus wangi," jawab Aldara. "Ya udah yuk keluar."
"Ken makan, ya," ucap Aldara.
"Bunda juga makan."
"Iya, nanti bunda makan. Adek mu ini rewel kayaknya gak mau pakai bedong, bunda ganti dulu."
"Unda ikut." Anak itu turun dari kursi itu dan segera menjajarkan jalannya dengan Aldara.
Sesampainya di kamar Aldara melihat Evan yang sedang berpelukan dengan anaknya Kenzie. Aldara menggeleng sambil tersenyum. Ia mengambil tempat tidur untuk anaknya itu lalu meletakkannya dan menggantikan pakaiannya.
"Dede, dede. Ciluk bah." Kenzo bermain bersama adeknya membuat adeknya tertawa.
"Dedenya ketawa bunda."
"Di jaga bentar ya, bunda mau ke kamar mandi sebentar."
"Oke bunda."
"Ciluk bah. Ciluk-ciluk bah. Pok ame-ame belalang kupu-kupu siang makan nasi malam-malam mimik cucu." Adik tertawa.
"Udah yuk keluar."
"Unda mau gendong dedeknya, boleh?"
"Boleh, tapi tunggu di luar, ya." Kenzo mengangguk.
Di dapur Aldara menyuruh Kenzo untuk sarapan terlebih dahulu baru menemani serta bermain bersama adeknya. Setelah selesai sarapan Kenzo duduk di samping Aldara sambil selonjoran di depan televisi.
"Sini, abang Ken di depan." Kenzo pun beranjak dan duduk di depan Aldara. Aldara meletakkan anaknya di pangkuan Kenzo.
"Tangan Ken letak di belakang leher dedek. Terus tangannya satunya di pinggang."
"Gini?" tanyanya saat tangan memegang pinggang Kejora.
"Bukan gitu, tangan kamu di lingkar." Aldara mengambil tangan Kenzo dan melingkarkan tangannya kepada Kejora. "Nah. Sebentar ya bunda ambil sarapan bunda dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Fiksi RemajaSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...