"Bi, ayah sama bunda udah bangun?" tanya Kenzie.
"Belum, Den." Sambil menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Dan segera sarapan.
Setelah selesai sarapan mereka ke kamar masing-masing. Kenzo keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi membuat Kejora yang hendak ke kamarnya langsung mendekat.
"Mau kemana lo?" tanya Kejora.
"Nonton bareng pacar. Gue duluan."
"Abang bentar. Bagi uang."
"Uang lo mana?"
"Kan di pegang bunda. Mau bangunin bunda gak enak."
"Gak ada cadangan?" Kejora menggeleng. Kenzo menghela napasnya dan mengambil uang di dompetnya seratusan lima.
"Dua ratus aja," ucapnya.
"Ambil semua."
"Ck, makasih."
"Assalamualaikum." Sambil berjalan melewatinya lalu pergi.
"Ngapain lo di situ, Dek?" tanya Kenzie yang berdiri di pintu sambil melipat tangannya di dadanya.
"Bang, nonton yuk."
"Nonton di rumah aja."
"Gue udah cari tontonan yang gue mau. Tapi gak ada. Ayolah."
"Nonton apa?" Kejora tersenyum lalu berbisik. "Jangan pendek makanya." Kenzie mendengar bisikan adiknya itu. "Yang benar aja lo?!"
"Ayolah. Kan, kita sefrekuensi. Lo Jepang, gue Thailand."
"Kuy!"
***
Aldara meraih ponselnya di nakas dan melihat jama dan segera duduk. Ia melihat ke dalam selimut, ia sudah berpakaian seperti semalam. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang. Sesekali Aldara mendesis kesakitan.
Sebuah tangan kekar memeluknya. "Jangan pergi, aku minta maaf."
"Tanktop itu bukan membelah di pas di tengah dadaku, kak. Dia tertutup. Maaf, buat sehari ini aku gak mau ngomong samamu. Cuma gara-gara ini kamu berbuat seenaknya."
"Maaf." Ia mempererat pelukannya.
Aldara melepaskan pelukannya dan berdiri mengambil handuk dan segera mandi.
"Ara! Kamu mau aku sakit? Ara! Buka!" Sambil mengetuk pintu kamar mandi. "Ara.... Buka, hiks... Aku minta maaf. Buka Ara!"
Beberapa menit setelah Aldara keluar dengan handuk yang ia lilitkan di kepala. Evan segera berdiri dan berjalan menuju Aldara.
"Ra, Ara, aku minta maaf. Maaf. Jangan cuek."
Aldara membiarkan Evan memeluknya sambil merengek. Ia segera mengganti seprai kasur itu. Aldara melepaskan pelukannya dan berjalan keluar kamar. Evan duduk di atas kasur sambil menekuk lututnya.
"Bi, tolong di bersihin, ya?"
"Baik, Nya. Mau sekalian kamarnya di bersihin?"
"Biar saya, bibi cuci aja."
"Anak saya pada kemana?" tanya Aldara.
"Kalau den Kenzo dia jalan-jalan sama pacarnya, kalau den Kenzie dan non Kejora nonton bioskop, Nya." Aldara mengangguk. Aldara membalikkan badannya dan berjalan ke kamar.
Sesampainya di kamar Aldara melihat Evan yang menangis di atas kasur dengan tangan ia lipatkan di atas lututnya.
"Terserah." Aldara mengambil pakaian Evan dan juga seprai. Aldara memberikan pakaian Evan, Evan hanya melihat dan kembali seperti awal. "Awas." Evan menggeleng. "Tambah marah mau?" Evan menggeleng lalu berdiri di belakang Aldara lalu memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Fiksi RemajaSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...