29. Azab Aldara

326 16 0
                                    

"Pagi ayah," sapa Aldara di atas tubuh Evan.

"Pagi juga, bunda." Sambil menyelipkan rambut Aldara kebelakang.

Sendari tadi Kejora sudah bangun, tetapi tidak ada tanda-tanda ia menangis. Kejora memperhatikan kedua orang tuanya. Aldara melihat kearah Kejora yang berada di boks.

Aldara menjulurkan lidahnya mengejek lalu memeluk Evan. "Ayah aku," ucapnya dan membuat Kejora menangis sambil berdiri ia memberontak untuk keluar dari boks itu.

"Wlee, ayah aku, ayah aku, wlee." Semakin jadi tangisan Kejora hingga ia tak sadar menurunkan pinggiran boks itu. Aldara yang memperhatikan langsung sigap turun ke bawah. Dan berhasil ia menangkap anaknya meski hidungnya terbentok kaki boks itu.

"Akhh.... Sshhh..." Aldara langsung duduk membawa anaknya juga.

Kejora memerhatikan Aldara dan tangannya berada di filtrum lalu menunjukan kepada Aldara. Aldara melebarkan matanya dan meminta Evan mengambil tisu.

"Yah, tisu," pintanya sambil mendongak. Evan cepat-cepat mengambil tisu dan membantu Aldara. "Masih ngalir gak?" tanya Aldara. "Masih, sebentar aku ambil es batu dulu." Evan berlari keluar kamar.

"Pagi ay....yah.." sapa mereka tanpa Evan memperdulikannya.

"Ayah kenapa, bang?" tanya Kenzie, Kenzo mengidikkan bahunya dan mereka berjalan ke dalam kamar kedua orang tuanya.

"Bunda!" pekik mereka kaget ketika hidung Aldara masih mengalir dengan darah.

"Bunda siapa yang buat?" tanya mereka.

"Eh, sayang, bunda tadi kebentur kaki boks ini karena Kejora hampir jatuh," ucapnya yang masih mendongak.

Evan datang membawa es batu dan segera meletakkan di hidung Aldara.

"Lain kali hati-hati, bunda," ujar Evan. "Iya, Yah."

"Dah mulai, kayak gak punya anak aja di sini," ucap Kenzo.

"Apa kata om Anggi. Dunia merasa milik berdua," celetuk Kenzie.

"He!" Kaget Aldara.

Merasa sudah tidak mengalir lagi Aldara meletakkan es batu itu di tangan Kejora membuatnya kedinginan.

"Unda ingin."

"Kenapa kamu lucu banget sih. Dulu abang kamu umur setahun udah bisa ngomong, kenapa kamu, ihhh.... Pengen bunda gigit," geram Aldara sambil mencium pipi Kejora.

"Yah, endong." Sambil merentangkan tangan. "Nanti ya manis ayah buang dulu es batunya."

Kenzie menggendong Kejora. "Dedek Kejora sama abang Enzie."

Kenzie menurunkannya. "Kejora mana abang Ken?" tanyanya.

Kejora langsung berarah kepada Kenzo.

"Yey, benar! Kalau abang Enzie?" Lalu ia berahli kepada Kenzie.

"Yey, benar lagi! Abang Enzie kira ade gak tau mana bang Enzie dan bang Ken, ternyata tau, xixi."

"Udah mandi belum?" tanya Aldara mereka menggeleng. "Sarapan?" Mereka menggeleng lagi.

"Baru bangun bunda, terus ke kamar bunda deh."

Hatcim!

Aldara tiba-tiba bersin, karena tidak mau Aldara kenapa-napa kedua putranya langsung menempelkan telapak tangannya di dahi Aldara yang suhunya lumayan panas.

"Ayah bunda demam!" teriak mereka. Evan yang di samping tembok kamar itu segera berlari menghampiri Aldara lalu mengecek keadaannya.

"Ayah bawa bunda ke dokter," ucap Kenzo.

KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang