Selamat pagi, para readers aku
Gimana kabarnya hari ini? Aku harap kalian sehat semua.
Happy reading ❤️
***
Beberapa hari di rumah sakit Aldara sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah. Di sepanjang jalan menuju rumah tak henti-hentinya kedua bocah itu mengoceh dan sesekali berbicara bersama adiknya yang masih di dalam kandungan.
Di lampu merah Evan menghentikan mobilnya di samping kiri. Aldara memperhatikan arah luar jendela ada beberapa orang yang berjualan di sana.
"Yah.... beli es krim." Sambil menunjuk luar jendela.
"Ayah ayo beli es krim, beli es krim." Kedua bocah itu menggoyang tempat senderan kepala Evan.
"Enggak, malam-malam minum es entar sakit."
"Yah..." Lesu ketiganya.
"Ya udah sana beli." Evan mengeluarkan uang di dalam dompetnya dan memberikannya kepada Aldara. Ketiganya keluar dari mobil dan segera berjalan menuju tempat orang yang berjualan es krim.
"Untung sayang," gumam Evan.
"Kalian mau apa sayang?"
"Mau yang coklat bunda," ucap Kenzie.
"Kalau Ken mau apa?" tanya Aldara.
"Ken mau yang sama kayak Enzie."
"Coklat?" Kenzo mengangguk.
"Coklat tiga sama vanilla nya satu."
Penjual itu segera membuatkan nya. Coklat tiga-tiganya sudah selesai tunggu membuat vanilla. Setelah selesai vanilla penjual itu memberikannya kepada Aldara.
"Jadi berapa, pak?"
"20 ribu aja neng." Aldara mengambil uang yang Evan berikan. Aldara mengambil uang kembalian dan segera kembali ke Evan.
"Bunda duduk belakang," ujar Kenzo.
"Siapa lo?! Istri gue duduk di depan," pekik Evan.
"Sebentar ya nanti bunda duduk di belakang." Kedua bocah itu mengangguk dan segera masuk dengan mulut yang tak hentinya menjilati es krim itu.
"Nih es krim buat kamu." Aldara menyodorkan es krim untuk Evan.
"Enggak buat kamu aja," tolak Evan.
Lampu hijau menyala dan mesin mobil pun segera pergi dari situ.
***
Sesampainya di rumah Aldara beserta kedua putranya berjalan duluan ke dalam rumah. Evan sibuk membawa tas dan mengikuti mereka masuk ke dalam rumah.
"Bunda kira-kira dede bayinya perempuan atau laki-laki?" tanya Kenzie.
"Mm..... bunda gak tau, sayang."
"Nyonya mau apa?" tanya Bi Tinah yang datang.
"Saya gak mau apa-apa."
"Bi aku mau susu," ujar Kenzo.
"Oke, Den. Kalau Den Enzie mau susu juga?" Kenzie mengangguk. Pembantu itu segera pergi ke dapur untuk membuatkan susu.
Aldara memperhatikan Evan yang berjalan ke bawah menuju ke tiganya.
"Ini, Den, susunya." Bi Tinah meletakkan susu itu di atas meja dan segera Kenzo dan Kenzie meminumnya.
"Kak," panggil Aldara. "Hm?" Sambil duduk di atas sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )
Novela JuvenilSemoga cerita ini lebih banyak dari pada cerita bapaknya, amin ..... Sorry bestie kalau dari cerita pertama dan kedua yang bagian konfliknya agak aneh. Soalnya gak bisa e buat konfliknya apalagi dengan kata-katanya. Menceritakan seorang anak kembar...