(21) Permintaan Maaf

52 4 0
                                        

Holaa

Said 'i'm fine!!'

Are you okay?

Gimana ke-6 hari di awal tahun??

Masih nt? Nggak lagi dong!! Gak boleh nt pokoknya!!

-HAPPY READING-

Salsa dan Rayyan menepati janji nya untuk menjenguk Laureen, kini mereka sudah berada di depan rumah Laureen yang bermotif ala-ala Eropa itu.

Rayyan turun dari mobilnya, di iringi Salsa, mereka berjalan kompak ke arah pintu utama Laureen.

Memincit bel berulang kali, dan mengucap salam sampai akhirnya bi ayu membuka pintu dan mempersilahkan keduanya untuk masuk, dan di persilahkan duduk terlebih dahulu, kemudian keduanya sontak menoleh ke arah tangga saat Devano turun dan menghampiri mereka.

"Maaf-"

"Loh anak yang tadi"

"Mau ketemu Laureen?" Tanya Devano.

"Masa iya ketemu, elo" Cibir Rayyan.

"Eh iya kak, bisa?" Tanya Salsa setelah menginjak kaki Rayyan.

"Eh iya bisa, mari ikut saya" Ujar Devano.

Mereka berjalan beriringan dan di pimpin oleh Devano di depan.

Tok! Tok! Tok!

Tidak ada sahutan membuat Devano langsung membuka pintu kamar Laureen.

Pemandangan yang pertama mereka lihat, Laureen yang terkapar lemah di atas kasur dengan peredah panas di keningnya, terlihat seperti anak-anak.

Mereka bertiga masuk dengan pandangan tak lepas dari Laureen.

Laureen terlontar kaget saat tepukan pelan di pundak nya, Laureen mengerijap-rijap kan matanya, sebelum cahaya terang masuk di pupil matanya, membuat nya reflek memejamkan mata lagi.

"Dek.. Ada temen kamu nih" Ujar Devano pelan.

Laureen mentap Salsa, ada Rayyan di belakangnya tapi ia tidak mau menatap Rayyan yang kini tengah menatap nya.

Laureen duduk dengan di bantu Devano, ia bersandar di kepala ranjang, sampai akhirnya Devano keluar untuk meninggalkan nya bertiga.

Setelah kepergian Devano, sifat absurd Salsa langsung meronta-ronta, "aaaa bessstiiii" Salsa ikut duduk di sebelah Laureen dan memeluk nya dari samping.

"Kata abang lo, lo kemarin kehujanan yaa?" Tanya Salsa setelah melepas pelukan mereka.

Laureen hanya mengangguk, Salsa menggerakkan tangannya untuk mengusap tangan putih Laureen yang di hiasi dengan berbagai aksesoris dan selang infus.

"Kok lo gak minta bantuan gue sih?!" Kesal Salsa.

"Katanya, bokap lo ultah gimana sih?"

Salsa terkekeh benar juga kemarin ia sengaja pulang dengan buru-buru karena daddy nya yang berulang tahun.

"Tapi seenggaknya lo minta anterin Rayyan, gak usah sungkan, kan jadi sakit untung gak mati" Ocehan Salsa membuat Laureen terkekeh.

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang