Haiii
Huhuuu, ngetik part ini harus dengan mood yang bagus
-HAPPY READING-
Rayyan menatap Laureen yang tidur dengan wajah damainya tidak hancur seperti tadi. Kemudian tangannya tergerak untuk menggenggam tangan Laureen lembut, tanpa sengaja ia menyikap lengan baju Laureen yang menimbulkan banyak lebam.
Giginya bergemetuk membuat rahangnya bergerak, ia tegak kemudian berjalan ke arah pintu, begitu terkejut nya ia yang baru membuka pintu langsung mendapat pertanyaan yang bertubi-tubi dari bundanya.
Tadi Rayyan memang membawa Laureen ke rumah nya karena melihat kondisi buruk gadis itu, ia sudah menelpon Devano tapi sampai sekarang ponsel nya tak aktif akhirnya ia memutuskan untuk mengirim chat saja.
Tak memungkinkan juga kalau dirinya tega meninggalkan Laureen sendiri di apartement, untuk nya menunggui Laureen disana pun tak mungkin, bagaimana tidak dirinya dan Laureen sama-sama remaja berbeda kelamin. Jadi Rayyan memutuskan untuk membawa nya ke rumah jelas dengan izin Lia yang baru saja pulang dari kantor.
"Gimana keadaan, Laureen? Udah sadar? Gimana bisa kayak gitu? Kamu liat siapa yang pukul?" Tanya Lia tak sabaran.
"Nda, Rayyan minta bunda liat tubuhnya Laureen, soalnya banyak bercak darah dari luar bajunya" Ujar Rayyan.
"Kenapa gak langsung kamu periksa?" Tanya bundanya sewot kalau telat 'kan bisa jadi infeksi.
"Emang boleh Ray buka baju cewek?" Tanya Rayyan heran.
Lia mengangguk kemudian kembali menggeleng cepat, "ENGGAK DONG!"
"Makanya, Ray minta tolong bunda, bisa?"
"Apasih yang nggak buat calon mantu" Ucap Lia dengan semangat ia berjalan masuk ke kamar Rayyan dengan di bontoti Rayyan.
Lia tak menyadari kalau Rayyan mengikutinya, ia menyikap baju Laureen menunjukkan perut putihnya yang dipenuhi banyak lebam yang berwarna merah bercampur ungu.
"ASTAGHFIRULLAH, BUNDA!" Teriak Rayyan membuat Lia menoleh.
Lia sontak melotot dan melempar bantal ke arah anaknya itu, "RAYYAN!! KELUAR KAMU!!" Teriak Lia histeris.
Laureen yang merasa terusik pun perlahan membuka matanya, yang pertama ia rasakan adalah sakit ditubuh nya sedari tadi, padahal ia sangat berharap bahwa itu adalah mimpi.
Membuka matanya aroma mint dan parfum laki-laki mengusik indra penciuman nya, "Eh sayang udah bangun?" Tanya Lia lembut lalu membantu Laureen duduk bersandar di kepala ranjang.
Rayyan yang tadi memunggungi mereka berduapun kembali berbalik, dengan cepat ia mendekat dan duduk di samping Laureen.
"Gimana? Masih ada yang sakit? Tangannya? Kepalanya sakit? Atau kakinya? Badan lo berdarah, Ren. Gue pinjemin baju bunda ya? Bibir lo tadi berdarah tapi udah gue obatin"
Lia dengan perasaan dongkol mencubit pinggang putra sulungnya itu yang berada tak jauh darinya.
"Sabar dong!" Dersis Lia.
Rayyan melirik bundanya itu sekilas kemudian kembali menatap Laureen yang cengo, "Ren, ada yang sakit?" Tanyanya pelan.
Laureen tersenyum tipis kemudian menggeleng pelan, "Gak ada" Ucapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI
Diversos⚠️PROSES PERBAIKAN⚠️ kisah sepasang gadis kembar yang banyak perbedaan. Dari perbedaan itulah membuat mereka membenci satu sama lain. Dan semesta menakdirkannya menyukai satu laki-laki yang sama. Akankah mereka mau mengalah? Dua gadis yang dekat ta...