(74) Superhero

33 0 0
                                    

Haiiiiiiiiii

Rayyan nya udah no bangsate ye-!!!

Kasihan sama Laureen nya lohh:(

-HAPPY READING-!!!!


Rayyan menatap penjuru kamar yang terlihat kosong, kemudian matanya tak sengaja melihat pintu balkon berdasar kaca itu terbuka membuat para hordeng berterbangan.

Ia berjalan hendak menutup pintu, tetapi matanya tak sengaja melihat gadis yang duduk di balkon dengan memeluk kedua lututnya, rambutnya yang tergerai berterbangan karena hempasan angin malam.

Angin malam yang begitu kencang, langit malam berwarna biru tua karena mendung tanpa adanya satu cahaya bintang.

Ia berjalan perlahan mendekati Laureen yang menatap kosong ke depan, "How are you today?" Tanyanya pelan membuat Laureen menoleh kearahnya.

"Did you eat your meal?" Tanya Rayyan dan langsung dapat anggukan dari Laureen.

"Did you have a good sleep?" Tanyanya lagi yang ia dapat sama saja hanya anggukan.

"Did you enjoy your day?" Berbeda kini yang didapat Rayyan hanya gelengan.

"Apapun yang terjadi hari ini, kamu sudah melakukan yang terbaik and i'm so proud of you," Ucapnya menenangkan.

Laureen berhambur ke pelukan Rayyan, "Kalo hari ini jahat sama lo bilang gue ya? Biar gue tonjok tuh hari!" Ucapnya membuat Laureen terkekeh.

"Bukan hari kelas sebelah!" Kesalnya membuat Rayyan terkekeh.

"Hari ini mungkin hari yang buruk tapi bukan berarti kehidupan lo bakal selalu buruk dan sedih," Ujar Rayyan, "Semua orang pasti melakukan kesalahan, dan itu wajar, jadi jangan selalu menyalah 'kan diri kamu dalam setiap keadaan." Sambung Rayyan.

"And it's totally fine to feel sad for no reason."

"Anyways, i'm always here if you need someone!" Ucap Rayyan, "Don't forget to take care of yourself." Sambungnya seolah dengan arti yang berbeda.

"Jaga diri lo, Ren. Setelah ini gue bakal pantau lo dari kejauhan." Sambung Rayyan dalam hati.

"Rayyan itu kayak superhero," Celetuk Laureen.

"Superhero? Why?" Tanya Rayyan heran.

"Diluaran sana, superhero anak perempuan lainnya itu ayahnya, sedangkan aku nggak, terus semesta pertemukan aku dengan superhero yang jauh lebih berharga." Jelas Laureen.

"Aku gak bakal biarin kalo semesta rebut kamu dari aku," Ucapnya.

"Kamu mau 'kan jadi superhero nya aku?" Tanya Laureen memastikan.

Rayyan mengangguk pelan, ia menghirup dalam-dalam wangi rambut gadis itu dengan rakus, mungkin ini pelukan terakhir mereka?

Rayyan menggapai tangan Laureen memastikan bahwa tak ada goresan lagi disana, "Pinter, jangan suka gores-gores lagi."

Laureen mengangguk patuh kemudian menggerakkan tangannya untuk hormat, "Siap komandan!" Ucapnya membuat Rayyan terkekeh tapi dari ujung matanya terlihat bahwa ia mengeluarkan air.

"Jangan pernah berani untuk menyakiti diri lo sendiri hanya untuk melampiaskan emosi." Ujarnya.

"Kalaupun itu karena gue, gue bakal marah besar,"

"Kalo lo lagi emosi, lo bisa kok ngelakuin hal lain kayak melukis, masak, muter-muter keliling jalanan, beli jajanan, tapi jangan nyakitin diri sendiri." Usul Rayyan.

"Ada masalah?" Tanya Rayyan.

Laureen mengangguk pelan, "Bang Vano..." Lirih nya.

"Kenapa bang Vano?"

"Tadi aku gak sengaja liat dia, tapi..."

Laureen menggantung ucapnya, mengingat kejadian di mall tadi.

Flashback on

"Bang Vano!!" Teriak Laureen nyaring.

Devano sontak menoleh ke sumber suara, saat menemukan Laureen ia berjalan menghadapirinya.

"Kenapa sih?!" Tanyanya tak sabaran saat sudah berada di hadapan Laureen.

"Bang Vano kenapa?" Tanya Laureen heran, ia heran melihat gelagat Devano yang terlihat begitu berbeda.

"Langsung intinya aja, kamu kenapa? Gak ada masalah 'kan? Uang cukup?" Tanyanya cepat dengan mata yang celingukan seperti ingin segera pergi dari sana.

"Lau gapap---"

"Oh yaudah kalo gitu," Devano hendak pergi namun langkah nya terhenti kalah mendengar Laureen kembali memanggilnya.

"Bang Vano tunggu!"

"Ck! Kenapa sih?!"

"Bang Vano kenapa? Lau ada salah ya? Jangan gini please, Laureen gak punya siapa-siapa selain bang Vano sama Rayyan,"

"Jangan ngerasa paling tersakiti bisa gak?!" Bentak Devano kasar.

"B-bang Vano....?"

Devano berdecak kasar, "Mulai sekarang gue bukan lagi abang lo, lo boleh pergi kemana pun yang lo mau tanpa larangan dari gue," Ucapnya membuat Laureen terdiam, kata Lo-Gue dari Devano sangat berbeda.

"B-bang Vano ada masalah ya?"

"Iya, dan biang kerok dari masalah gue itu lo," Ucapnya tajam, "Dan satu lagi, jangan pernah panggil gue sebagai abang."

"Bang, kalo Lau punya salah Lau minta maaf,"

Flashback off

"Bang Vano bilang gitu?"

Laureen mengangguk, "Aku gak tau kesalahan aku dimana," Ucapnya lesu, "Sekarang aku udah gak punya siapa-siapa selain kamu," Laureen menunduk lesu.

"Semuanya pergi," Lirih nya tak menyaka bahwa Devano yang kembali untuk merubah hidup kelam Laureen, tapi ternyata semuanya sama saja, hanya manis di mulut.

"Dan gue bakal jadi salah satu yang akan pergi itu, Ren." Ucap Rayyan dalam hati.








-SEE YOU NEXT PART-

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang