(30) Hancur

32 2 0
                                    

Hiiiiiii

Huhuuu saiaaaaa mengsadddd

-HAPPY READING-


Laureen berlari dengan air mata yang terus turun menerpa wajahnya, "Eh non kenapa?" Tanya satpam rumah Gilang.

"Gapapa, pak bukain"

Satpam itu dengan cepat membuka 'kan pagar untuk Laureen, "Naik apa non? Biar bapak anter ya?" Tawar pak satpam.

"Gak usah pak" Tolak Laureen kemudian kembali berlari meninggalkan rumah Gilang.

"Gue bodoh, gue bego, gue gak bisa milih, oke Laureen lo pinter, Rayyan itu punya Maureen, selama ini Maureen udah cukup menderita sekarang giliran lo, oke? Oke gue bisa cuma gini aja kok, labay banget" Monolog Laureen.

Laureen mengadakan tangannya saat melihat satu taksi yang lewat, taksi itu stop dengan cepat Laureen memasuki taksi itu kemudian taksi berjalan.

"Kemana mbak?" Tanya supir taksi.

"Kemana aja"

"Hah?" Beo pak supir.

"Ke komplek residen pak" Ujar Laureen tersadar akan lamunan nya.

"Baik mbak"

Sekitar 20 menit kini Laureen sudah berada di halaman rumahnya, ia membuka pintu dengan kasar, membuat Devano yang kini manyantap bakso menoleh kaget.

"Kenapa dek?" Tanyanya.

"Maureen," Ujarnya panik.

"Maureen kenapa?"

"Maureen mana?"

"Ada di atas lagi belajar katanya besok ulangan, kamu juga tadi kan udah abang anter ke rumah temen kamu katanya mau belajar bar---"

Devano sontak melongo kalah dong depan pintu sudah tak ada orang, "gue tadi ngomong sama siapa ya?" Tanyanya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

Laureen berlari tergesa-gesa menuju kamar Maureen, Maureen yang tengah belajar membelakangi nya membuat nya bernafas lega.

"E-eh Laureen, ngapain Lau?" Tanya Maureen.

"Gapapa"

"Udah belajar barengnya?"

"Udah"

"Oh iya besok teman gue mau belajar di sini"

"Jadi?"

"Lo besok ngumpet di kamar"

"Hm"

"Yaudah gue balik ke kamar dulu" Pamit Laureen.

Pukul 20.56

Laureen duduk di balkon rumahnya menatap nanar bulan dan bintang yang bertaburan, "gue... Jahat ya?" Lirihnya.

"Nggak-nggak, ini gue kenapa sih, Laureen itu baik sebaik mimi peri, anti galau pula ayolah" Laureen menampari mukanya menggunakan tangannya agar tersadar dari lamunan nya.

"Lau!!! Aaaa gue seneng bangetttt" Pekik Maureen.

Kini rembulan sudah berganti tugas dengan matahari. Matahari kembali bertugas membuat manusia juga ikut bertugas.

Laureen kini menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, "Makan dulu, Lau" Ujar Devandra.

"Lau udah telat, pa" Ujarnya menghampiri meja makan kemudian mencium tangan kedua orang tuanya bergantian.

"Mau abang anterin?" Tawar Devano.

"Nggak usah" Tolak Laureen.

"Yaudah, Lau berangkat ya, assalamu'alaikum, Mau! gue duluan!" Teriaknya.

"Yoi!" Teriak Maureen dari dalam.

Laureen menaiki mobil Lamborghini berwarna hitam baru miliknya. "Woiii!" Panggil seseorang membuat Laureen menghentikan mobilnya.

"Nebeng dong" Ujar Alanna--tetangga Laureen.

"Lo sekolah dimana?" Tanya Laureen.

"SMA Elang" Jawabnya.

"Bukannya SMA Tanubrata?"

"Pindah"

"Kenapa?"

"Temen gue banyak yang di sana"

"Oh"

"Tumben lo baekk?" Tanya Alanna.

"Gue emang baik, gak kayak lo biadab"

"Enak aja!"

Adu bacot terjadi sampai mereka tak sadar kalau sudah berada di depan SMA Elang, "gue masuk dulu babay, muach" Ujarnya membuat Laureen jijik sendiri.

Laureen kembali mengendarai mobilnya untuk menuju SMA Cakrawala.

*****

Laureen memasuki ruang ujiannya, Laureen dan Rayyan satu ruangan di ruangan 11 sementara Salsa dan Gilang berada di ruangan 12.

Laureen berjalan mencari meja yang bertuliskan namanya, "Cari bangku lo?" Tanya Rayyan.

"E-eh iya" Jawab Laureen sedikit cangung.

"Nih di depan gue" Ujar Rayyan menujuk bangku yang berada di hadapannya.

Deg

-SEE YOU NEXT PART!!!!!!!!-




PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang