(72) Bentakkan

18 0 0
                                    

Haiiii

“lidahnya melukai saya dengan sadar, namun saya tetap tersenyum dengan sabar.”
-LAUREEN

_________

Untuk yang kesekian kalinya,
thanks kehilangan.”
-LAUREEN

__________

“kok yang ini sakit ya.”
-LAUREEN

_________

-HAPPY READING-

Laureen berdiri di depan pagar rumah Rayyan, memang dirinya belum pulang. setiap hari berangkat dan pulang sekolah Laureen melalui rumah Rayyan.

Entah kenapa Laureen sedikit ragu untuk memasuki perkarangan rumah besar Rayyan, jika biasanya ia berlagak seperti tuan rumah kini tidak.

Ia sedikit ragu, karena ada masalah dengan Rayyan tadi. Laureen berjalan perlahan kemudian mendorong pelan pintu pagar yang tinggi menjulang.

Dengan langkah pelan Laureen berjalan memasuki rumah, ia menaiki anak tangga kemudian berdiri di depan pintu jati berwarna putih.

Kamar yang selama ini ia huni, ia memegang knop pintu kemudian mendorongnya pelan.

Hal yang pertama dilihat oleh Laureen adalah Rayyan yang sedang duduk di sofa dengan tangan yang memegang handphone, handphone yang di miring kan membuat Laureen langsung mengerti bahwa cowok itu sedang bermain game.

Rayyan meliriknya sekilas kemudian kembali menatap layar ponselnya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Laureen, Laureen juga heran kenapa dirinya bisa bertanya seperti itu.

Rayyan melempar handphonenya ke samping, kemudian kembali menatap Laureen, "Ini rumah siapa? Kamar siapa? Dan lo? Siapa?" Tanya Rayyan sengit.

Laureen menelan salivanya susah payah, "Aku ga---"

"Lo ke kamar tamu, secara lo 'kan tamu, gak lebih."

"I know."

"Bagus kalo lo juga nyadar kalo lo disini cuma numpang."

Laureen mendongak menahan air matanya yang akan jatuh, saat ia hendak berbalik tangannya di cekal oleh Rayyan membuat nya kembali mengahadap cowok itu.

Dengan kasar Rayyan menghapus air mata Laureen yang mengalir di pipinya, "Gak usah cengeng, cuma di gituin aja cengeng pas di deketin Nathan kok gak nangis atau teriak?" Sengit Rayyan, "Oh atau udah berencana, 'kan cuma berdua. Berduaan dengan cowok di tempat yang sepi, udah kelar 'kan?"

Rayyan mendekat 'kan bibirnya ke telinga Laureen, "M-u-r-a-h-a-n." Ejanya.

Laureen menggeleng cepat dengan air mata yang sudah mengalir deras, "A-aku gak gitu, ka----"

"Oh kalo bukan murahan artinya gratisan dong." Potong Rayyan.

"kok yang ini sakit ya." Batin Laureen.

"Aku gak murahan atau gratisan." Lirih Laureen menunduk.

Rayyan mengangkat dagu Laureen dengan jari telunjuknya, "Gimana udah puasin Nathan nya?"

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang