Hwhw
EyowwwwwwwwwMatttt sianggg pagii malamm, terserah deh sesuai bacanya.
-HAPPY READING-
"Woii, lo berdua!" Teriak Salsa membuat Laureen dan Rayyan sontak menoleh.
"Maksudnya, afffahhh?" Tanya Gilang.
Sementara Rayyan kembali merangkul pundak Laureen, berjalan melewati mereka berdua.
"Woi, tungguin!" Teriak Salsa dan Gilang kompak.
Kini Laureen, dan Salsa sudah berada di pojok kantin sementara Gilang dan Rayyan memesan makanan, "What!! Jadi lo berdua jadian?" Tanya Salsa syok.
Laureen mengangguk mengiyakan, "Kok bisa!?" Tanyanya Antusias. "Bisalah!!"
"Gimana bisa?!"
"Stt rahasia" Laureen menempelkan jari telunjuknya ke depan bibir Salsa.
"Nih buat peri cantik" Ujar Rayyan dengan semangkuk bakso pesanan Laureen, "Makasii"
"Punya gue?" Salsa mengadakan tangannya di depan Gilang, "Tuh di anterin mbok" Ujar Gilang menunjuk seorang bu kantin dengan nampan berisi pesanan meja mereka.
"Ini, silahkan di nikmati" Ucap bu kantin.
"Makasih mbokk" Ucap Salsa dengan meniruhkaan suara sapi.
"Astaghfirullah, malu gue temenan sama lo" Laureen menyembunyikan wajahnya di lengan Rayyan karena banyak orang yang menatap Salsa prik.
"Gilak lo!" Gilang menjitak kepala Salsa yang di samping nya.
Mbok kantin terkekeh, "yaudah mbok ke dalam lagi yak" Pamitnya.
"Ray" Panggil Salsa pada Rayyan.
"Hm"
"Pj nya dong" Pintanya dengan wajah memelas.
"Pajak jadian?" Tanya Rayyan memastikan.
"Yoi, sini" Salsa mengadakan tangan di depan wajah Rayyan.
Gilang yang ikut-ikutan mengadakan tangan di depan Laureen, "gue juga dong, cantik" Ujarnya, sementara Rayyan sudah menatap tajam Gilang.
"Nah loh, pawangnya marah" Ujar Salsa.
"Aelah, canda Ray, ya walaupun cantik beneran sih" Guaman nya yang masih bisa di dengar oleh mereka.
"Gak gue kasih lo!" Ancaman Rayyan.
"Yaudah gue minta nya sama cewek lo" Ujar Gilang seenak jidat.
"Lau, bagi dong, kan kemarin acara tembak menembak di rumah gue, mana jadinya ancur karena ada banteng ngamuk karena di tolak, eh hari ini udah jadian malah lupa sama kebaikan gue" Ujar Gilang panjang lebar.
Laureen menatap Rayyan seolah minta izin, Rayyan mengangguk pasrah.
"Nih" Laureen melemparkan kartu Blackcrad tepat di wajah Gilang.
"Buset Blackcrad, gue juga mau kali ren" Ujar Salsa cengengesan tak jelas.
Tak ingin kalah Rayyan mengambil dua Blackcrad di dompetnya, "nih, lo traktir satu sekolah gak bakal abis!" Ujar Rayyan percaya diri.
Salsa mengadakan dua Blackcrad di hadapan Gilang dan Laureen, dengan kecepatan kilat Laureen maraih satu Blackcrad, "satu sama!"
"Heh, anjirr gak bisa gitu dong"
"Bisa, wle"
"Rayyan kasih gue anjirr"
Laureen kembali menatap Rayyan, "Sayang, boleh kan aku minta satu?" Tanya nya sengaja memanasi dua remaja ini.
Rayyan mengangguk, "dua juga boleh ambil tuh punya Salsa"
"Wle"
"YaAllah panas bener" Gerutu Salsa mengibaskan sendok ke wajahnya aneh? Memang.
"Iya nih capek banget jadi, joness" Sahut Gilang.
Jones = jomblo ngenes
"Makanya, jadian sana" Usul Rayyan.
"Iya tuh, kasian Salsa nya prozen" Sahut Laureen.
"Prozen palalu, lo tuh yang, friendzone!" Kesal Salsa.
"Yang penting sekarang nggak lagi" Balas Laureen seraya menyeruput jus alpukat nya.
Mata Laureen tertuju pada kerumunan para siswa yang dari kantin berlari ke arah belakang sekolah.
"Kenapa tuh?" Tanya Salsa.
"Samperin aja" Usul Rayyan.
Rayyan, Laureen, Gilang, dan juga Salsa berlari melihat keramaian, tidak ada guru disana dan ternyata ada siswa yang berantem, cewek vs cewek.
Laureen masuk menyempil-nyempil kerumunan karena badannya yang kecil jadi dirinya bisa berada di depan sekarang, matanya membulat kalah melihat, Maureen yang kini sudah babak belur.
Saat Sindi hendak melayangkan tamparan Laureen terlebih dahulu menengai membuat Sindi salah sasaran.
"L-laureen?" Beo nya.
Laureen yang tak terima pun kembali melayang 'kan satu tamparan pada Sindi membuat kepalanya oleng ke samping.
"GUE GAK ADA URUSAN SAMA LO, YA!" Teriak Sindi.
"Lo gangguin dia, artinya lo berurusan sama gue, bangsat!" Maki Laureen, Salsa, Rayyan dan Gilang melihat dari kejauhan tadi Rayyan sempat ingin menghampiri tapi keburu di cegah oleh Salsa dan Gilang mereka bilang Laureen OSIS jadi ini memang tugasnya.
"LO DI SOGOK BERAPA SAMA DIA SAMPAI MAU JADI TAMENGNYA?!" tanya Sindi tersulut emosi.
Laureen terkekeh kecil, "Gak di sogok sih, cuma emang tugas gue sebagai seorang kakak yang harus jagain adeknya" Ucapnya.
"MAKSUD LO?!"
-SEE YOU NEXT PART-
KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI
Random⚠️PROSES PERBAIKAN⚠️ kisah sepasang gadis kembar yang banyak perbedaan. Dari perbedaan itulah membuat mereka membenci satu sama lain. Dan semesta menakdirkannya menyukai satu laki-laki yang sama. Akankah mereka mau mengalah? Dua gadis yang dekat ta...