(77) Toror itu belum berhenti?

20 0 0
                                    

Holaaa....

Are you okay today??

I'm strong dong ya? Stres tak tertolong, wkwk.

"Aku mau jadi indomie biar jadi seleramu, bukan kodomo teman baikmu."
-Salsa

-HAPPY READING-

BRUGH!

BRUGH!

BRUGH!

BRUGH!

"A-ampun," Ringis Nathan.

"Minta ampun setelah lo berani sentuh cewek gue, huh?"

"Hajar dia!" Suruh Rayyan.

5 cowok yang berada di belakang Rayyan berjalan mulai membogem wajah Nathan.

"Gue cabut!" Ucapnya setelah mendapat anggukan dari kelima remaja itu Rayyan berjalan keluar dari gudang sekolah itu.

Ia berjalan ke arah kantin dengan kedua tangan yang masuk ke saku celananya, setelah menemukan tiga remaja yang tengah tertawa ia berjalan ke sana.

"Dari mana?" Tanya Laureen.

"Toilet."

"FIKS NO DEBAT! POKOKNYA LO HARUS JADI COWOK GUE!" Teriak Salsa.

"YaAllah Sal, kita temenan aja ya?" Ucap Gilang frustasi.

"Lo nonis dongo," Rayyan melempar kulit kacang mengenai Gilang. 

"Lagian, Sal. Lo berdua selain beda perasaan juga beda agama." Celetuk Laureen membuat Salsa menatap nya tajam.

"Hidup ngenes banget, YAALLAH! FIRST LOVE GUE BANGKE!!" Teriaknya frustasi.

"Lo kalo suka cowok jangan bikin si cowok ilfeel," Nasihat Rayyan.

Salsa diam sejenak, kemudian dagunya bertumpu di atas meja kantin lesu.

"potong bebek angsa, masak dikuali. kirain ada rasa taunya cuma prenli." Nyanyian Laureen membuat Salsa menatap tajam.

"Berhenti buat ejek hidup orang, urus aja hidup lo yang masih kacau itu." Ucap Salsa tajam tapi dengan nada lesu.

"Hidup lama-lama kok kayak badjingan ya, Sal?" Tanya Laureen membuat Rayyan menatap tajam ke arahnya.

Laureen mengedikkan bahunya acuh tak acuh, "Cewek jelek kalo suka ngomong kasar." Ucapnya membuat Laureen sadar omongan nya tadi.

Laureen tercengir lebar, "Keceplosan, hehe."

Rayyan memutar bola mata malas kemudian menepuk-nepuk kepala Laureen pelan.

"Punten masih ada yang bernyawa disini," Ucap Salsa pelan.

"Sal, sorry banget ya." Ucap Gilang tak enak.

"I'ts okay, Lang. Gue seterong, sepepaya, setimun, gue lakik." Ucapnya dengan nada yang sangat lesu.

"Gue mencintai lo sederas hujan, tapi lo malah kesamber petir." Sambungnya tambah lesu.

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang