(10) Damai

25 2 0
                                    

Allooo all 👋

-Happy Reading-

***

Pukul 16.30 sore Laureen memasuki gerbang rumahnya, di teras rumahnya terdapat Maureen dan Santy, yang tengah berbincang, dan ada bi Siti yang menyapu terasnya.

"Baru pulang, non?" Tanya bi siti, membuat Maureen dan Santy menoleh melihat siapa lawan bicaranya.

"YaAllah bi, ini apa namanya kalo bukan pulang" Balas Laureen jengkel.

"Hehe, basa-basi doang non" Kekeh bi siti.

Laureen hanya tersenyum singkat

Plak!

Satu tamparan yang mendarat sempurna di pipi kanan Laureen, itu dari Santy.

Wajah Laureen yang menghadap ke arah kiri ia putar kembali menghadap Santy, dengan kekehan miris, "Kenapa, Ma?" Tanyanya.

Emosi santy yang sudah memuncak ia menarik pergelangan tangan Laureen, hingga berhenti di depan pintu jati berwarna putih, ia membuka pintu dengan kasar menghempaskan Laureen "ini hukuman buat kamu yang udah permalukan keluarga!"

"Maksudnya?"

Plak!

"Kamu buat masalah dan kamu gak merasa bersalah?!"

"Lau---"

"Ini yang pertama dan terakhir kalinya kamu masuk BK!" Teriak Santy kemudian mengunci pintu gudang itu.

Laureen hanya tersenyum hambar, "udah lama banget ya gue gak kesini" Ujarnya sembari memegang beberapa barang yang sudah berdebu.

Setiap Laureen melakukan kesalahan ia selalu di kurung di gudang oleh Santy, sejak dirinya masih berumur 3 tahun, terakhir ia di kurung kelas 6 sd, dan sekarang ia masuk lagi ketempat keramat itu lagi, tetapi ia tidak pernah melihat Maureen dihukum, apakah Maureen tidak punya kesalahan dalam hidupnya? Santy mengurung Laureen untuk menyadarkannya atas kesalahannya, begitu katanya.

Laureen membuka kardus yang sangat berdebu, senyum tipis terukir indah di bibirnya, ia melihat baju-baju bayi disana, banyak sekali baju yang sama, sepertinya itu bajunya dengan Maureen dulu.

"Bang.." Lirihnya saat melihat poto. satu laki-laki balita dan dua batita perempuan disana.

Pukul 19.30

Terjadi keheningan di meja makan yang di duduki tiga insan, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang bersautan.

"Laureen, dimana?" Tanya Devandra.

"Mungkin, dikamar" Balas Santy.

"Bukannya di gudang?" Tanya Maureen.

Santy reflek mencubit lengan Maureen, membuat sang empuhnya meringis.

"Ma, sampe kapan sih mama terus hukum Laureen?" Tanya Devandra dengan nada sedikit tinggi.

"Dia yang sala-" Ucapan Santy terpotong kalah Maureen menyerobot.

"Mau, yang salah ma!" Ucap Maureen, "Mau, juga masuk BK, nggak Lau doang"

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang