(75) Dandelions

26 0 0
                                    

Haloo gimana awal bulan Februari nya???

Ada yang happy??
Sad?

Enjoy aja yaaaaaaaaaaaaaaqaa

judul tahun ini “people come n go, never back.”

mulut : aku gapapa
batin : AKU? GAPAPA?

-HAPPY READING-

Laureen berlari kecil membuat dress putih selututnya berterbangan apalagi saat angin sore yang menghempas wajahnya membuat rambut-rambut nya ikut berterbangan.

"REN-!!" Teriak Rayyan dari belakang.

"SINI-!!" Suruh Laureen.

Rayyan terkekeh kemudian berlari mengejar Laureen, mereka sedang berada di ladang bunga Dandelions.

"Jangan lari-lari," Peringkat Rayyan.

Laureen mengangguk kemudian duduk di tengah-tengah bunga Dandelions yang tumbuh dengan subur.

"Apa yang kamu lakukan saat aku pergi?" Tanya Laureen.

"Menunggu lo untuk kembali." Jawab Rayyan membuat Laureen menoleh.

"Kalo aku gak kembali?" Tanyanya.

"Gue bakal menanti."

"Menanti bisa berarti mati."

"Justru bagus, gue bakal ikut pergi dengan cara mati."

"Kamu tau?" Tanya Laureen.

"Nggak," Jawab Rayyan seadanya.

"Bunga Dandelions menandakan mimpi manusia yang tinggi." Ucapnya.

"Impian lo apa?" Tanya Rayyan.

Tangan Laureen bergerak untuk memetik setangkai bunga Dandelions, membuat serbuk-serbuknya berterbangan, Laureen menggapai serbuk bunga Dandelions kemudian menggenggamnya lalu memejamkan kedua matanya.

"Semoga Rayyan selalu berada disisi Laureen, karena cuma Rayyan yang Lau punya. Kalaupun diantara kita ada yang harus pergi, Laureen mau Lau sama Ray nanti ketemu lagi, dimanapun itu." Ucapnya kemudian kembali membuka matanya berbarengan dengan ia membuka telapak tangannya, kamudian ia meniup serbuk-serbuk bunga Dandelions di tangannya membuat serbuk itu berterbangan, membawa harapannya ke angkasa.

Laureen tersenyum lebar memperhati 'kan serbuk bunga itu yang tertiup dibawa angin.

Rayyan terkekeh kemudian memeluk Laureen menyandarkan kepala Laureen didada bidangnya.

"Jangan bicara seolah kita akan berpisah, Ren. Gue dan lo gak bakal berpisah." Ucapnya.

"Nggak ada yang abadi, makanya kita hanya ngejalanin dan berusaha tak lupa untuk berdo'a." Bantah Laureen.

Rayyan mengangguk membenarkan, "Tapi sebisa mungkin gue gak akan biarin siapapun yang bisa rebut lo dari gue." Tekatnya.

"Kalo Tuhan?"

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang