(41) Terlalu Hancur

25 2 0
                                    

Haiiiii

Are you okay?

Gimana hari-harinya??

Sad?

Happy?

Angry?

Sick?

Anxiety?

Happy lah pastii

-HAPPY READING-

Setelah bi siti memberi obat penenang Laureen kini sudah tertidur karena disana mengandung obat tidur.

Hari sudah pukul 23.26, Devano belum saja tidur, pikiran nya kacau, dia hancur, ia tak henti-henti nya melamun.

Brukkk

Suara tendangan seseorang pada pintu utama rumahnya membuat Devano menoleh.

Disana ada pria paruh baya dengan muka memerahnya, dengan banyak Pengawal, termasuk satu anak laki-laki seumuran Devano.

"SAMPAH!! LAKI-LAKI BRENGSEK!!" Laki-laki itu memaki-maki Devano tepat di depan wajahnya.

Brugh

Brugh

Brugh

Brugh

Pukulan bertubi-tubi yang di terima Devano, Devano tidak mengelak dan tidak membalas sedikit pun.

Beberapa pengawal disana menghancurkan isi rumah hingga terdengar suara yang menakutkan.

Brak

Brugh

Suara benda jatuh dan pukulan menjadi satu, Laureen terbangun dari tidurnya ia mendengar keributan itu dengan cepat ia memakai sendal rumahan bermotif kelincinya.

Laureen menuruni anak tangga dengan cepat, hal yang pertama ia lihat adalah Devano yang sudah di hajar habis-habisan.

Langkah Laureen menjadi lemah, Laureen ingin menghampiri Devano tapi disisi lain dirinya juga takut.

Laureen melihat seseorang yang ingin menembak Devano dengan vas bunga, dengan cepat Laureen berlari menghalangi membuat vas bunga itu menimpa nya.

Prang

Brugh

Laureen tersungkur dengan kepala yang mengeluarkan banyak darah, Devano dengan cepat menghampiri Laureen.

"JANGAN SENTUH ADIK SAYA!!" Teriaknya pada seorang laki-laki yang tadi menembak Laureen menggunakan vas bunga.

"HAHAHAHAH" Suara tawa menjalar di rumah besar itu.

Laureen bangkit sedangkan semua orang disana fokus memukuli Devano, dengan langkah pelan Laureen berjalan ke arah ambang pintu, tak ada yang melihat nya, semua hanya fokus memukuli Devano tanpa celah.

Laureen keluar ke arah pak mamat yang sudah pingsan, jantung nya berdegup kencang, Laureen berlari dengan darah yang tak hentinya keluar.

Malam ini sangat sepi ada beberapa anak tongkrongan, angin malam sangat menusuk, apalagi kini Laureen hanya memakai baju tidur berwarna pink dengan motif patrik dengan sendal rumahan putih bermotif kelincinya.

Laureen tertohok kaget saat ada tiga orang yang terlihat seperti mabuk, Laureen memundurkan langkahnya.

"Hai, cantik" Sapa salah satu orang itu.

Laureen menggeleng kuat ia mundur, tetapi tiga orang itu terus maju, hingga Laureen menabrak dinding, Laureen pasrah ia berjongkok dengan menyembunyikan wajahnya di sela-sela lututnya.

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang