(44) Maureen?

19 2 0
                                    

Holaaaaa
Pa kabar??

-HAPPY READING-

"LO KALO GAK MODAL JANGAN AJAKIN CEWEK JALAN!" Kesal Laureen.

"LO JUGA, KALO COWOK YANG GAK MODAL JANGAN DI TEMENIN" Omel Laureen berganti pada Salsa.

"Buset, ngeri banget" Ucap Gilang.

"Nyesel gue nebeng lo, dari pantai sampai sini di omelin mulu" Kesal Salsa bersedekap dada.

Rayyan terkekeh, "Makanya jangan numpang" Ucapnya dengan mata fokus ke jalan.

"Gilak macet lama bener" Celetuk Gilang.

"Baru juga 5 menit anjir"

"5 menit bagi gue itu lama, Ren"

"Yaudah keluar lo sana!" Usir Laureen.

"Bacot tenan" Gerutu Salsa.

"Wuihh tuh balon mirip lo, Ren" Tunjuk Salsa pada tukang balon di pinggir jalan membuat Rayyan, Gilang, dan Laureen melihat arah tunjuk Salsa.

"Lo bilang muka gue mirip babi?" Tanya Laureen menatap tajam Salsa.

"Tau! Orang cewek gue cantik mirip Maudy Ayunda" Sahut Salsa.

"Yang ada mirip lo, Sal"

"Heh! Kok gue yang jadi di nistain? Padahal gue mau nistain Laureen"

"Orang cantik emang gak bisa di nistain" Bangga Laureen.

Salsa memutar bola mata jengah, "Orang cantik gak pernah ngaku dia cantik" Ucapnya sok puitis.

Mobil Rayyan berhenti di depan pagar berwarna putih, "Turun" Usir Rayyan pada Salsa.

"Yoi, sans ae kali"

Bruk

Salsa menutup kasar pintu mobil Rayyan, "Makasih, semoga jungkir balik" Ujar Salsa.

"Mati dong" Ucap Gilang.

"Gapapa orang gue udah turun"

"Kalo kita mati lo gak punya temen!" Teriak Laureen.

"Lari ah ada nenek lampir"

"Gue bukan nenek-nenek"

"Yaudah kakek-kakek"

*****

"Makasih" Ucap Laureen pada Rayyan.

Setelah mengantar dua beban di akhiri dengan mengantar sang pujaan hati.

"Sama-sama, pacar"

"Gak mau mampir?" Tanya Laureen.

"Lain kali aja ya,"

"Oke, Yaudah aku masuk ya," Pamit Laureen.

"Iya nanti kalo butuh apa-apa telpon aja" Ucap Rayyan.

"Siyap" Hormat Laureen.

"Jangan ngelamun mulu, minggu depan udah mulai masuk sekolah" Peringkat Rayyan.

Laureen membuka Seatbelt nya kemudian turun dari atas mobil Rayyan, "Aku pulang ya" Pamit Rayyan dari jendela yang sengaja ia buka.

"Oke mas pacar"

*****

Laureen memasuki apartemen nya, ia memandang dari sudut ke sudut, sangat sepi.

Laureen berjalan dengan memegangi dinding untuk mencari saklar lampu, setelah ruangan itu terang, Laureen berjalan menutup hordeng.

Setelah banyak pekerjaan rumah Laureen laksanakan dari menyapu, mencuci piring, menggosok baju dan banyak hal lainnya.

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang