(50) Kenyataan Yang Pahit

21 1 0
                                    

Haiii-haiii

-HAPPY READING-

Laureen berlari pelan dengan senyum merekah dibibirnya, Laureen berlari di taman bunga dengan girang.

Dengan dress berwarna putih selutut Laureen berlari mengelilingi taman bunga.

Maureen hanya terkekeh melihat Laureen yang begitu antusias melihat bunga-bunga di hadapan nya.

Memang saudara nya itu suka sekali dengan bunga, Maureen memetik satu bunga tulip yang berbaris rapi dengan berbagai macam warna.

"Harumnya" Guamannya mencium aroma bunga itu.

Laureen berhenti di hadapan bunga matahari, ia memetik beberapa bunga itu.

"Ada kuaci nya gak ya?" Guamannya pelan.

"Eh kok tiba-tiba keinget Rayyan" Kesal Laureen kenapa ia malah merindukan Rayyan.

Laureen duduk di rumput dengan di kelilingi banyak bunga warna warni di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang. Kini dirinya terjebak di tengah-tengah bunga-bunga yang indah.

"LAUREEN!!" Teriak Maureen berlari ke arah Laureen.

"Kenapa?" Tanya Laureen.

"Liat!" Maureen menunjuk banyak lebah yang ada di dekat Laureen.

"Eh anjir, gue kira tadi kupu-kupu" Dengus Laureen bangkit dari duduknya.

"Gilak, gue gak tunanetra 'kan?" Tanya Laureen mengucek-ngucek matanya.

Pasalnya tadi ia rasa yang dilihatnya hanyalah kupu-kupu yang berterbangan, tapi kenapa berubah menjadi lebah yang menakutkan?

"Bunga itu mandang fisik" Celetuk Maureen di sela-sela berjalannya.

"Gilak lo!" Maki Laureen yang berada di samping nya.

"Iya, bunga itu mengharapkan kupu-kupu yang indah" Ucap Maureen.

"Kenapa lalat lebih suka di tempat sampah, karena lalat sadar yang diharapkan bunga adalah kupu-kupu bukan dirinya" Jelas Maureen.

"Lo jangan bikin gue ilfeel sama bunga, anjir" Gerutu Laureen.

"Bunga itu cantik makanya yang dia harapkan juga yang terbaik" Ucap Maureen.

"Iyalah! Kupu-kupu juga mandang fisik! Kenapa dia aja yang ngedeketin sampah jangan bunga!" Kesal Laureen.

"Ya karena kupu-kupu bek--"

"Cukup! Bagus-bagusin kupu-kupu!" Kesal Laureen.

"Eh gue jadi kangen Cita sama Moli" Celetuk Maureen.

Kini Laureen dan Maureen berjalan mengelilingi taman yang di penuhi banyak bunga, "Ngapain ngangenin mereka?" Tanya Laureen heran.

"Hidup gue udah tenang gak ada merek---"

"Pokoknya kalo kita pulang ke indo Cita sama Moli harus ikut ke apart!" Serobot Maureen.

"Orang gila!" Maki Laureen tak tertahan.

*****

Di bawah langit mendung seorang gadis menatap nanar kertas di tangannya, kemudian bibirnya tercipta senyuman kecut.

Laureen meremas kertas di tangannya dengan napas yang memburuh tak teratur, kemudian kepalanya menggeleng cepat.

Ia mendongak menatap langit berwarna biru tua tanpa ada cahaya dari bintang dan rembulan, "semesta please... gue belum sembuh, kenapa harus gue, gue salah apa?" Lirihnya begitu pelan.

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang