(34) Rayyan?

49 3 0
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

🌻🌻🌻

Maureen meringis kalah kapas yang sudah di beri alkohol menyentuh permukaan kulitnya yang memar.

"Eh maaf ya, kekencengan ya?" Tanya Salsa tak enak.

"Ish, ish, katanya mau jadi dokter ngobatin luka memar aja di teken-teken" Sahut Gilang.

"Diem lo belalang!" Densis Salsa.

"Nggak usah di pikirin, Ray. Cewek lo 'kan lakik" Ucap Gilang membuat Rayyan menoleh.

'Tau tuh, khawatir banget kayaknya" Sahut Salsa.

"Ck! Bacot" Dersis Rayyan.

"Buset, ngeri cokk"

Laureen berjalan memasuki UKS dengan langkah cepat.

"Gimana, Mau? Lo gak kenapa-napa 'kan?" Tanya Laureen panik memeriksa tubuh Maureen.

"Telat udah gue obatin" Ucap Salsa membuat Laureen menoleh.

"Eh ada kalian, sejak kapan disini?"

"Anjir dari tadi gue disini, lo gak liat?" Tanya Gilang ikut histeris.

"Nggak" Geleng Laureen.

"Gila Ray, pulang ini ajakin tuh bini lo periksa mata kali aja tunanetra" Sahut Salsa.

"Gila lo!" Maki Laureen.

"Mereka dihukum apa, Ren?" Tanya Rayyan mengalihkan pembicaraan.

"Diskors, sama gak bisa ikut ujian"

"Itu doang?!" Heboh Salsa.

"Di kasih kesempatan"

"Eh tunggu-tunggu, ini jadi bener kalian saudara kembar?!" Tanya Gilang.

"Hm"

"Kenapa gak bilang?" Tanya Rayyan.

"Papa larang"

"Kenapa?" Tanya Salsa.

"Mana gue tau!"

"Eh terus soal kuburan?" Tanya Salsa.

"Hah? Kuburan?" Beo Laureen tai mengerti.

"Iya, 'Laura Anara' kuburan siapa?"

"Oma"

"Anjir gila gue di boongin!"

"Lo udah sering di bully?" Tanya Rayyan menatap Maureen.

"Hah? Aku?" Tanya Maureen menunjuk dirinya sendiri.

"Hm"

"Sering"

"Nggak lapor bokap nyokap lo?" Tanya Gilang.

PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang