8. Tangled

725 97 13
                                    

Taehyung ingin mengantar Jennie menuju ruang kesehatan yang memang sudah disediakan di asrama perempuan. Niatnya memang begitu, tapi terhalang oleh aturan yang sudah sejak lama diterapkan. Tidak ada laki-laki yang boleh memasuki area asrama perempuan kecuali memang sudah mendapat ijin dari kepala asrama. Taehyung hanya bisa mengantar Jennie sampai di depan gerbang asrama.

Taehyung masih menahan tangan Jennie. Taehyung tersenyum padanya dengan harapan dapat menarik bibir Jennie agar turut tersenyum. Jennie belum mampu memberikannya, lalu masuk ke dalam tanpa berucap sepatah kata.

Jennie menuju ruang kesehatan. Untuk membalas dendam, dia harus menangani lukanya dulu. Mata harus dibayar mata, gigi harus diganti gigi. Orang yang telah menyakiti orang lain harus merasakan rasa sakit yang sama.

Petugas kesehatan yang ada di sana sudah sering bertemu Jennie. Tidak heran Jennie lagi-lagi datang ke sana. Kadang melihat luka di sudut bibir Jennie atau memar di bagian tubuh lainnya.

"Sekarang kau kenapa lagi?"

Jang Hoyeon tertulis di name tag wanita itu. Melihat penampilan Jennie yang lebih lusuh dari biasanya. Hoyeon mengira Jennie mendapat semua luka itu karena sengaja berkelahi. Sangat mengherankan. Jennie datang dari keluarga sangat berada dan terlihat seperti anak baik, tapi kelakuannya seperti tidak punya aturan.

Jennie tidak menjawab, langsung duduk di bangsal membuka seragamnya yang kotor dihiasi sebercak warna merah.

Hoyeon mendekat mendapati luka bakar cukup serius di punggung Jennie. Kulit punggung Jennie merah melepuh hampir menampakkan dagingnya.

"Yaaa! Apa kau sengaja melakukannya?"

Luka Jennie mirip huruf J. Tidak mungkin jika terluka tanpa sengaja.

"Apa Sunbaenim percaya kalau Jina yang melakukan ini padaku?"

Hoyeon melonggarkan rasa terkejutnya. Mengambilkan air dan kain untuk mengompres luka Jennie. Hoyeon melakukannya selembut mungkin, lalu mengoleskan salep pada luka Jennie secara perlahan.

"Putri dari kepala sekolah? Itu tidak mengherankan. Namun, cukup mengherankan dia berani melakukan ini padamu. Saranku, kau harus mengadukan ini pada ayahmu. Jina selalu mengandalkan ayahnya. Kau tidak akan bisa menang jika hanya sendirian."

Itu terdengar seperti lelucon. Jennie tidak yakin bisa mengandalkan ayahnya. Jennie kurang yakin anggapannya itu atas dasar salah siapa. Salah Jennie yang memang terlalu nakal atau Siwon yang kurang paham tentang Jennie.

Hoyeon mengambil kain kasa dan plester. Menutupi luka Jennie dengan tekanan kasa yang longgar. "Lukamu sudah diobati. Jangan menggaruknya meski terasa gatal. Jika kau mau, kau bisa menemaniku tidur di sini."

Hoyeon adalah putri dari kepala asrama yang kini menjalani kuliah semester empat jurusan kedokteran. Saat memasuki masa liburan, jika memang ada waktu luang, Hoyeon akan datang menjadi petugas kesehatan di asrama ini.

Saat pertama kali bertemu Jennie, Hoyeon mengira Jennie seperti kebanyakan anak kaya lainnya. Sering mencari masalah dengan sengaja memancing perkelahian. Sekarang pandangan itu sepenuhnya berubah.

"Sunbaenim tahu kenapa aku bisa sampai ke sini?"

"Kau mencuri uang ayahmu?" Hoyeon tidak sepenuhnya serius. Mungkin hanya ingin mendinginkan hati Jennie.

"Aku sibuk berkelahi saat kakakku lebih mementingkan belajar. Aku aktif berdebat dengan banyak orang ketika kakakku rajin mengikuti les bahasa Inggris. Aku sibuk menunjukkan sifat burukku saat kakakku menyamar menjadi malaikat ayah dan ibuku."

Jennie tidak memukul orang tanpa alasan. Terakhir kali dia berkelahi dengan Jisoo, itu karena Jisoo tidak sengaja menumpahkan es kopi ke lukisan Jennie. Itu akan berakhir cepat jika Jisoo mau mengakui kesalahannya, tapi Jisoo justru membuat alasan sampai Jennie muak mendengarnya.

Before◁◁PROblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang