25. Simple Things

649 110 32
                                    

Jisoo melepas pelukannya pada Jennie. Jennie memberi perhatian penuh pada wajah Jisoo yang tak kunjung menatapnya.

"Tolong jangan beritahu Eomma."

Jennie tengah berpikir. Hal seperti apa yang bisa membuat Jisoo menangis? Sudah sangat jarang Jennie melihat Jisoo berurai air mata seperti sekarang.

"Tidak mau cerita padaku?"

Jisoo meninggalkan Jennie yang duduk di ujung ranjang. Jisoo berbaring miring bersama selimut yang menutup seluruh tubuhnya.

Jennie membuang nafas merasa payah. Tidak mungkin dia mendapat keterbukaan sebanyak itu dari Jisoo.

"Sebentar lagi Eomma pasti memanggil untuk makan malam. Kalau kau seperti ini, meski aku tidak bilang pun, Eomma akan tau kau habis menangis."

"Bilang saja aku sedang tidak enak badan. Lalu bawakan makanannya ke sini. Bukan Eomma, kau yang membawanya ke sini," jelas Jisoo serinci mungkin.

"Kenapa juga aku harus menurutimu? Biar saja kau mampus. Tidak mau cerita, tidak jelas, tiba-tiba marah-marah dan menangis, memendam semua sendiri. Bukankah itu berarti kau menganggap masalahmu ya hanya masalahmu? Maka selesaikan saja semuanya sendirian. Tidak perlu minta tolong! Makan sendiri sana masalahmu." Ocehan Jennie membuat Jisoo kian didesak rasa ingin untuk menangis.

Semua ucapan Jennie memang bernada kejam, tapi Jisoo paham itu bentuk kepedulian. Jisoo hanya takut keadaannya akan lebih parah dari ini jika sampai dia buka mulut.

Jisoo sangat ingin mengadu pada seseorang, tentang betapa sakit hatinya ditampar ayah sendiri, betapa tersiksa kalbunya melihat ayah mereka memeluk wanita lain. Jisoo sangat ingin membuka semuanya. Namun, Jisoo takut pada efek jangka panjangnya. Bisa saja situasi ini membuat kedua orang tua mereka memutuskan berpisah.

"Aku mau ke bawah, mau makan." Jennie menunggu sebentar untuk melihat Jisoo bereaksi. Namun, Jennie tetap tidak melihat pergerakan dari Jisoo.

Jennie menuju meja makan. Menemukan Chaeyoung dan Lisa sudah duduk di sana.

Kehadiran Jennie tanpa bersama Jisoo menempelkan rasa bersalah di hati Chaeyoung dan Lisa. Chaeyoung serta Lisa beranggapan kekesalan Jisoo masih berlangsung dan Jennie tidak bisa mengatasinya.

Jennie duduk di tempatnya. "Diamlah," sergah Jennie sedikit jengkel bahkan sebelum Chaeyoung atau Lisa mengeluarkan suara.

Dari dapur, Yoona dibantu beberapa maid membawa makanan ke meja makan.

"Jisoo sedang tidak enak badan katanya. Aku yang akan membawakan makanan padanya." Jennie menjawab bahkan sebelum ditanya. Lagi pula Jennie tahu Yoona pasti akan bertanya hal itu.

"Jennie-ya..."

Jennie mengalah. "Jisoo unnie sedang tidak enak badan katanya. Aku yang akan membawakan makanan padanya," ulang Jennie menambahkan satu kata yang kurang.

Yoona bahkan belum sempat duduk. Kekesalan Jennie sedikit bertambah saat dia melihat Ssamseon Jjampong tersaji di meja makan. "Ssamseon Jjampong terus. Yang baru pulang kan aku, kenapa Eomma malah memasak Ssamseon Jjampong? Eomma bahkan tidak membuatkan sup mandu untukku."

Tepat saat kekesalan Jennie selesai keluar, seorang maid datang menaruh semangkuk sup mandu di atas meja.

Jennie menatap ibunya, menemukan Yoona berkacak pinggang sambil wajahnya yang seolah mengatakan 'tuh tuh tuh, mandunya ituhh'.

Jennie tetap berwajah masam. Sudah pasti rasa malu meronta dalam hatinya. "Apa hanya Ssamseon Jjampong? Biar kuantar pada Jisoo-- biar kuantar pada Jisoo unnie maksudku."

Before◁◁PROblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang