Lisa masih memeluk ibunya meski banyak menit telah berlalu. Lisa merasa takut melepasnya. Merasa hanya ini yang bisa dia berikan. Tak ingin mendongak melihat ibunya menangis. Lisa tidak menyangka Yesung bisa melakukan itu pada Yoona.
Yoona menahan rasa syoknya demi menenangkan Lisa. Mengusap dan mencium kepala Lisa. Begitu banyak macam emosi memenuhinya. Yoona tidak paham beraninya Yesung melakukan itu padanya.
"Lili-ya, Appa akan segera pulang. Eomma akan membersihkan pecahan kacanya."
Lisa melepas pelukannya. Menghapus air matanya dengan segera. "Aku saja yang membersihkannya, Eomma. Aku akan mengambil air untuk Eomma."
Seketika Lisa keluar, tangis Yoona terlepas, tetap menahan agar suaranya tak terdengar. Yoona bahkan tidak sepercaya itu untuk mengadu pada Siwon. Siwon selalu mendahulukan amarahnya. Tidak memikirkan perasaan orang lain lebih dulu.
Yoona selalu menjadi prioritas utama Siwon, bahkan terlalu menjadi yang utama. Siwon over possessive terhadap Yoona. Justru itu yang membuat hubungan mereka tidak sehat. Siwon selalu takut lalu akhirnya selalu menaruh curiga terhadap istrinya. Yoona yang sudah lelah menghadapi tempramen Siwon akhirnya melakukannya, melakukan sesuatu yang selalu Siwon tuduhkan.
Saat Yoona menceritakan kejadian barusan pada Siwon, Yoona tidak yakin Siwon akan membelanya tanpa memercikkan tuduhan yang akan menyakitinya. Daripada dia merasa lebih sakit hati akibat kalimat Siwon, akan lebih baik menahannya sampai di sini.
Yoona segera menghapus air matanya, merasakan langkah Lisa kembali mendekat. Lisa memberikan segelas air pada ibunya, lalu membersihkan pecahan kaca di sana.
Melihat pecahan pigura itu membawa pikiran Yoona pada Jisoo. Jisoo yang sudah selalu mengingatkan dan paling tahu kebiasaan Yoona, apa putri sulungnya itu juga mengira ibunya adalah wanita gampangan? Apa akhirnya Jisoo punya alasan untuk merasa malu mempunyai ibu seperti dirinya?
"Apa Lili melihat Jisoo unnie?"
"Tidak, Eomma. Aku tidak tahu dia di mana."
Yoona jarang sekali mendengar Jisoo berteriak, jarang melihat Jisoo membuka amarahnya secara terang-terangan. Tidak menyangka Jisoo bisa bertindak sejauh itu pada Yesung. Lalu, Lisa. Kedua putrinya bisa mengambil resiko apa pun untuknya. Jika bukan untuk Siwon, Yoona mungkin harus berhenti bermain-main dengan pria demi putri-putrinya.
"Lili perlu bantuan?"
Lisa menghalangi tangan Yoona agar tidak ikut memungut pecahan kaca itu. "Aku bisa, Eomma."
"Baiklah. Eomma akan meminta Ahjumma menyiapkan makanan. Maaf kita tidak jadi keluar, Sayang."
Lisa tersenyum memahami situasinya. "Tidak masalah, Eomma." Meski Yoona tidak mengatakannya, Lisa cukup paham bahwa hal ini tidak boleh disebarkan pada orang lain yang belum mengetahuinya.
Yoona menuju dapur, tapi lebih dulu mengecek kamar Jisoo untuk menemukan keberadaannya. Namun, tidak ada orangnya di sana. Tidak tahu Jisoo pergi ke mana dan bersama siapa. Mungkin Yoona memang over protective terhadap Jisoo daripada pada Chaeyoung. Itu karena sejak kecil Jisoo selalu tinggal di rumah, jarang sekali kelayapan. Jadi, ketika Jisoo keluar rumah lebih lama dari biasanya, Yoona khawatir mungkin terjadi sesuatu padanya.
Yoona mencoba memakluminya sekali ini. Mungkin Jisoo hanya butuh menenangkan diri. Yoona juga harus mulai membiasakan diri dan menyadari bahwa Jisoo sudah cukup bijaksana untuk memutuskan hal yang harus dilakukan. Selalu mendikte dan mengatur setiap hal yang harus dilakukan putri-putrinya itu juga tidak akan berdampak terlalu baik pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before◁◁PROblem
FanfictionTidak ingin disentuh, tapi benci kesepian. Sudah menutup hati, tapi masih mudah terluka. Peduli hanya akan berakhir sakit hati. Choi Jisoo selalu melihat hal yang tidak seharusnya dia lihat. Kenakalan berujung kesepian. Kesepian ditambah tekanan. Te...