2. Relations

1.1K 91 12
                                    

"Lisa, uang bulananmu sisa berapa?"

Lisa terlihat tidak tertarik menanggapi. Tatapannya masih jatuh pada buku pelajaran di depannya. Namun, kini fokus Lisa tidak lagi pada isi buku pelajaran itu. Ketika Chaeyoung mengucapkan uang bulanan, sejak saat itu Lisa sudah hilang fokus dan semakin bertambah buruk suasana hatinya.

Chaeyoung dengan santai duduk di ranjang Lisa. Menatap punggung kembarannya yang seakan tidak peduli pada sekitar. Meskipun agak-agak mirip dengan kakak sulung mereka, Lisa jelas jauh lebih baik dari Jisoo. Setidaknya itu dalam hal melempar senyum dan berwajah damai.

"Lisa-ya!"

Lisa berdecak akhirnya mengalah. Menggerakkan kursi putarnya menghadap Chaeyoung. "Apa lagi sekarang? Jennie unnie menyuruh apa lagi padamu?"

"Aku mau pinjam uangmu, ya?"

"Tidak punya. Aku tidak punya uang."

Lisa pasti berbohong. Chaeyoung sangat mengenal adiknya. Lisa itu jarang sekali bergaul dengan teman-temannya, bahkan mungkin tidak punya teman. Buktinya Lisa tidak pernah keluar rumah dengan alasan nongki atau sekedar jalan-jalan bersama temannya. Maka seharusnya uang bulanan Lisa hanya berkurang sedikit.

[Nongki : Nongkrong.]

Sejak memasuki masa SMP, Chaeyoung dan Lisa tidak pernah lagi sekelas. Itu menjadi beban sangat besar bagi Lisa. Bukan sebuah kejutan besar bagi Chaeyoung. Namun, itu selalu menjadi sebuah kejutan besar yang tak pernah Lisa harapkan.

"Lisa-ya, kenapa kau menjadi sangat pelit? Kau tahu aku selalu mengembalikan uangmu setelah aku punya uang, kan?"

Lisa memutar kursinya kembali menghadap meja belajarnya. "Aku tidak punya uang. Uangku sudah habis. Pinjam saja pada Jisoo unnie. Dia pasti punya."

"Aku pasti sudah tidak waras jika sampai melakukannya. Bernafas saja aku salah di matanya."

"Sudahlah, Chaeyoung, makanya jangan banyak berulah. Kita juga sedang ujian akhir. Jangan terus-terusan membuat masalah. Memangnya kau tidak kapok terus-terusan dimarahi Appa dan Eomma bahkan Jisoo unnie?"

Memangnya kesalahan apa yang telah Chaeyoung perbuat? Dia hanya menjadi ratunya hang out. Sejauh Chaeyoung memikirkan, tidak ada salahnya pergi ke luar untuk bersenang-senang. Itu kan haknya untuk menikmati hidup. Lagi pula dia masih sangat muda dan dunia ini sangat luas. Kalau tidak mulai dari sekarang, kapan lagi bisa bersenang-senang?

"Lisa-yaaa, bantulah aku sekali ini. Aku hanya butuh ongkos taksi untuk pergi ke asrama Jennie unnie."

"Chaeyoung-ah, berapa kali kubilang? Aku tidak punya uang. Kalau aku punya, pasti sudah kuberikan. Jennie unnie akan pulang dalam dua minggu. Apa tidak bisa kau menunggu hanya sampai dua minggu?"

"Aku membenci keluarga ini. Appa dan Eomma bahkan tidak mengizinkanku bertemu Jennie unnie. Bukankah mereka itu sangat jahat dan agak sedikit... gila?"

Yeah, Lisa hanya bisa geleng-geleng kepala. Chaeyoung memang sedikit, maksudnya sangat kesulitan mengontrol mulutnya ketika setan kemarahan sudah menguasainya.

Sebenarnya ayah dan ibu mereka tidak sekejam itu. Mereka selalu mengunjungi Jennie sebulan sekali. Chaeyoung juga selalu ikut. Namun, Jennie itu belahan hati Chaeyoung. Tidak bisa terpisah terlalu lama.

Tanpa Jennie, hidup Chaeyoung sungguh terasa hampa. Ketika di rumah, kegabutan setiap saat memakan jiwa Chaeyoung. Rumah ini sangat sepi. Jisoo dan Lisa yang sangat kaku dan terlalu mematuhi aturan ayah dan ibu mereka. Chaeyoung kan jadi merasa sangat terasingkan. Rasanya seperti dia bukan dari spesies yang sama.

Before◁◁PROblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang