Taehyung dan Jennie tidak menghabiskan waktu berdua mereka dengan bermain basket, bermain gitar, atau berduaan di taman. Mereka berjalan menuju suatu tempat, yang Jennie sendiri tidak tahu ke mana. Taehyung hanya mengatakan kalau Jennie akan menyukai tempat itu.
Begitu sadar ke mana mereka menuju, Jennie segera menghentikan langkahnya. "Kita akan ke luar sekolah?"
Taehyung membalas tatapan Jennie dengan santai. "Kau takut?"
"Bukan begitu, hanya saja... tampangmu tidak seperti pelanggar aturan. Aku jadi tidak yakin kita tidak akan ketahuan kalau aku pergi ke sana bersamamu."
"Tenang saja. Ini hari pembagian raport, sekali pun dihukum, kita akan tetap naik kelas."
Jennie berhenti melangkah, menarik tangannya dari genggaman Taehyung. "Lain kali saja. Aku akan segera pindah dari sekolah ini. Kita tidak perlu berteman lebih jauh lagi. Soal sikapku yang kemarin itu... itu hanya karena aku sedang kacau."
"Apa aku tidak cukup keren?" Taehyung berlutut di depan Jennie. Seketika membuat Jennie sedikit tersentak.
"Aku tidak membawa apa pun, sekarang aku tidak bisa memberikan apa pun, tapi aku akan pergi ke mana pun kau pergi."
Jennie menelisik lebih jauh ke dalam mata Taehyung. Pikiran Jennie yang masih rasional mengatakan, tidak mungkin seseorang langsung melakukan hal yang Taehyung katakan pada orang yang baru dikenal beberapa hari.
"Kenapa kau melakukannya? Kau melihat apa dari diriku?"
"Aku melihatmu sebagai sosok yang keras karena membutuhkan cinta. Aku ingin melembutkan hatimu. Aku ingin selalu ada di sampingmu, sebagai satu-satunya yang kau ingat dalam suka dan dukamu."
Belum pernah ada orang yang mengungkapkan cinta sebesar itu pada Jennie, bahkan keluarganya sendiri. Mereka seperti hanya peduli pada hidup sendiri-sendiri. Mendapatkan cinta dan perhatian sebesar itu dari orang lain, seperti melayangkan hati Jennie ke lautan kebahagiaan yang bisa menenggelamkan.
Saat menjatuhkan tangannya ke telapak tangan Taehyung, Jennie juga menyerahkan hatinya.
Taehyung menggenggam tangan Jennie, lalu berdiri. "Apa makanan favoritmu?" Taehyung sedikit terkejut ketika Jennie justru memeluknya. Ternyata Jennie bisa menjadi sangat manja.
"Sudah lama aku tidak makan sup mandu."
"Ayo pergi, aku tau tempat yang bagus."
Jennie mendapatkannya, hal yang selama ini dia cari. Beberapa orang beruntung karena mendapatkan perhatian yang cukup di rumah. Namun, Jennie sudah menemukan persamaan tentang keadaannya. Sinonim anak kedua adalah diabaikan.
Sekarang Jennie merasa telah membuktikan bahwa dia bisa menciptakan kebahagiaannya sendiri meski selalu diabaikan orang tuanya.
Larangan untuk bergaul dengan lawan jenis, Jennie sudah banyak kali mendengar itu dari ayah dan ibunya. Itu tiada artinya lagi. Sebab sinonim anak kedua adalah diabaikan, memangnya siapa yang akan peduli meski Jennie melanggar larangan itu atau tidak.
Jennie mengingatnya sekarang. Ayah dan ibunya tidak selalu mengabaikannya. Mereka selalu memperhatikan kesalahannya. Seperti tetangga yang sigap menangkap bahan gunjingan, ayah dan ibu Jennie akan langsung menodong ketika Jennie melakukan kekeliruan.
___________________
Chaeyoung sedang berdua dengan Lisa di dalam ruang rawat Lisa. Chaeyoung duduk dengan muka malas di samping ranjang Lisa. Lisa pasti paham, Chaeyoung habis dimarahi ibu mereka.
"Kau habis dimarahi Eomma?"
Chaeyoung menatap Lisa dengan tatapan ketus. "Menurutmu? Untuk apa lagi Eomma bicara denganku kalau bukan marah-marah. Aku sudah mengadu pada Appa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Before◁◁PROblem
FanfictionTidak ingin disentuh, tapi benci kesepian. Sudah menutup hati, tapi masih mudah terluka. Peduli hanya akan berakhir sakit hati. Choi Jisoo selalu melihat hal yang tidak seharusnya dia lihat. Kenakalan berujung kesepian. Kesepian ditambah tekanan. Te...